Napoleon berkata: “Seseorang tidak akan mampu membimbing manusia tanpa menjelaskan masa depan mereka. Pemimpin adalah penjual harapan”.
Dalam materi ini kita akan mengenal:
Gambaran masa depan
Membaca masa depan
Tujuan yang jelas
Tingkat keberhasilan
Optimis dan sabar
“Visi adalah gambaran pikiran yang membentuk masa depan yang diinginkan. Visi adalah kemampuan untuk melihat apa yang akan terjadi, yaitu kemampuan untuk berkreasi dan menciptakan apa yang belum ada, agar kita bisa memperoleh apa yang belum kita peroleh. Visi adalah kemampuan untuk hidup dalam hayalan setelah sebelumnya hidup dalam kenangan masa lalu”.
Gambaran Masa Depan
S 10: Lewat kajian-kajian dan penelitian selama ini, apa saja karakteristik visi yang bagus?
Peran yang paling besar bagi seorang pemimpin adalah menjelaskan visi dan tujuan-tujuan mulia masa depan. Sehingga pengertian kepemimpinan adalah: “Menggerakkan manusia menuju tujuan”. Apa artinya kepemimpinan apabila tujuannya tidak benar dan mulia dan manusia akan bergerak kemana jika visinya tidak jelas?
Pemerintah Swedia telah membentuk sebuah departemen dibawah pengawasan perdana menteri untuk mengkaji masalah-masalah masa depan, yaitu sejak tahun 1973 M. Sementara di Amerika terdapat tidak kurang dari 600 lembaga yang mengkaji masalah-masalah futuristik. Sebagian peneliti menyebutkan bahwa kajian masa depan sekarang ini membentuk sekitar 415 materi pelajaran yang tersebar di 18 wilayah di Amerika.
Kajian-kajian futuristik menyebutkan bahwa visi yang bagus harus memenuhi lima karakter berikut:
Pertama: Menjelaskan Masa Depan yang Diinginkan
Sesunguhnya yang menunjukkan mulianya seseorang dan keefektivitannya bukanlah apa yang dilakukannya, namun apa yang diharapkannya pada masa depan. Ketika seseorang menyadari arti hidupnya dan potensinya untuk memberi kepada orang lain dan perasaan ini merasuk dalam sanubarinya sedemikian rupa sehingga mengeluarkan apa yang terbaik yang ada pada dirinya, ketika itu bendera harapan, masa depan dan cita-cita berkibar. Maka generasi pencipta kejayaan telah siap untuk bergerak.
Rasulullah SAW menggambarkan kepada kita keadaan Islam dengan bentuk harapan yang akan datang. Gambaran yang mengangkat semangat: “Agama ini niscaya akan sampai ke semua tempat yang terdapat siang dan malam. Allah tidak akan meninggalkan satu rumahpun baik rumah gedong maupun rumah dari bambu melainkan akan dimasuki oleh agama ini. Memasukkannya dengan keagungan yang Maha Agung atau dengan kerendahan orang yang hina, yaitu keagungan yang dengannya Allah mengagungkan Islam dan kehinaan yang dengannya Allah merendahkan orang kafir”.
Kedua: Membaca Masa Depan
Sesungguhnya gambaran masa depan apabila telah merasuk dalam jiwa manusia maka akan mengalir dalam aliran darah dan menciptakan harapan masa depan yang tidak terbatas. Nabi Nuh a.s. terus mengajak dan berdakwah kepada kaumnya selama 950 tahun. Ketika beliau mendoakan kaumnya beliau berkata: “Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir”.
Demikian pula perkataan Rasulullah SAW kepada malaikat penjaga gunung yang hendak menimpakan dua gunung kepada penduduk Thaif menunjukkan harapan masa depan. Beliau berkata: “Jangan engkau lakukan! Aku berharap semoga anak keturunan mereka ada yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya”. Ini adalah pandangan jauh kedepan melintasi ruang dan waktu. Apabila kita kehilangan gambaran masa depan ini, maka kita akan kehilangan banyak energi pada saat ini. Penyakit yang menjalar dalam tubuh dan akal kita adalah pikiran kita yang hanya terfokus pada apa yang kita tanam hari ini untuk kita panen esok hari dan selanjutnya kita makan pada lusanya. Kemampuan memprediksikan masa depan menjadikan seorang pemimpin memiliki pandangan jauh ke depan. Sehingga dia telah mempersiapkan semua kemungkinan yang bakal terjadi bahkan yang paling sulit sekalipun.
Ketika penduduk Madinah ketakutan, Amru bin al-Ash dan Salim, budak Abu Hudzaifah, keduanya mengambil pedang dan menuju masjid sementara penduduk yang lain lari menyembunyikan diri. Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada orang-orang sambil memuji Amru dan Salim: “Tidakkah kalian melakukan apa yang dilakukan dua laki-laki mukmin ini”.
Henry Puyool berkata: “Inti kepemimpinan adalah kemampuan memprediksikan kejadian sebelum terjadi”.
Dalam materi ini kita akan mengenal:
Gambaran masa depan
Membaca masa depan
Tujuan yang jelas
Tingkat keberhasilan
Optimis dan sabar
“Visi adalah gambaran pikiran yang membentuk masa depan yang diinginkan. Visi adalah kemampuan untuk melihat apa yang akan terjadi, yaitu kemampuan untuk berkreasi dan menciptakan apa yang belum ada, agar kita bisa memperoleh apa yang belum kita peroleh. Visi adalah kemampuan untuk hidup dalam hayalan setelah sebelumnya hidup dalam kenangan masa lalu”.
Gambaran Masa Depan
S 10: Lewat kajian-kajian dan penelitian selama ini, apa saja karakteristik visi yang bagus?
Peran yang paling besar bagi seorang pemimpin adalah menjelaskan visi dan tujuan-tujuan mulia masa depan. Sehingga pengertian kepemimpinan adalah: “Menggerakkan manusia menuju tujuan”. Apa artinya kepemimpinan apabila tujuannya tidak benar dan mulia dan manusia akan bergerak kemana jika visinya tidak jelas?
Pemerintah Swedia telah membentuk sebuah departemen dibawah pengawasan perdana menteri untuk mengkaji masalah-masalah masa depan, yaitu sejak tahun 1973 M. Sementara di Amerika terdapat tidak kurang dari 600 lembaga yang mengkaji masalah-masalah futuristik. Sebagian peneliti menyebutkan bahwa kajian masa depan sekarang ini membentuk sekitar 415 materi pelajaran yang tersebar di 18 wilayah di Amerika.
Kajian-kajian futuristik menyebutkan bahwa visi yang bagus harus memenuhi lima karakter berikut:
Pertama: Menjelaskan Masa Depan yang Diinginkan
Sesunguhnya yang menunjukkan mulianya seseorang dan keefektivitannya bukanlah apa yang dilakukannya, namun apa yang diharapkannya pada masa depan. Ketika seseorang menyadari arti hidupnya dan potensinya untuk memberi kepada orang lain dan perasaan ini merasuk dalam sanubarinya sedemikian rupa sehingga mengeluarkan apa yang terbaik yang ada pada dirinya, ketika itu bendera harapan, masa depan dan cita-cita berkibar. Maka generasi pencipta kejayaan telah siap untuk bergerak.
Rasulullah SAW menggambarkan kepada kita keadaan Islam dengan bentuk harapan yang akan datang. Gambaran yang mengangkat semangat: “Agama ini niscaya akan sampai ke semua tempat yang terdapat siang dan malam. Allah tidak akan meninggalkan satu rumahpun baik rumah gedong maupun rumah dari bambu melainkan akan dimasuki oleh agama ini. Memasukkannya dengan keagungan yang Maha Agung atau dengan kerendahan orang yang hina, yaitu keagungan yang dengannya Allah mengagungkan Islam dan kehinaan yang dengannya Allah merendahkan orang kafir”.
Kedua: Membaca Masa Depan
Sesungguhnya gambaran masa depan apabila telah merasuk dalam jiwa manusia maka akan mengalir dalam aliran darah dan menciptakan harapan masa depan yang tidak terbatas. Nabi Nuh a.s. terus mengajak dan berdakwah kepada kaumnya selama 950 tahun. Ketika beliau mendoakan kaumnya beliau berkata: “Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir”.
Demikian pula perkataan Rasulullah SAW kepada malaikat penjaga gunung yang hendak menimpakan dua gunung kepada penduduk Thaif menunjukkan harapan masa depan. Beliau berkata: “Jangan engkau lakukan! Aku berharap semoga anak keturunan mereka ada yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya”. Ini adalah pandangan jauh kedepan melintasi ruang dan waktu. Apabila kita kehilangan gambaran masa depan ini, maka kita akan kehilangan banyak energi pada saat ini. Penyakit yang menjalar dalam tubuh dan akal kita adalah pikiran kita yang hanya terfokus pada apa yang kita tanam hari ini untuk kita panen esok hari dan selanjutnya kita makan pada lusanya. Kemampuan memprediksikan masa depan menjadikan seorang pemimpin memiliki pandangan jauh ke depan. Sehingga dia telah mempersiapkan semua kemungkinan yang bakal terjadi bahkan yang paling sulit sekalipun.
Ketika penduduk Madinah ketakutan, Amru bin al-Ash dan Salim, budak Abu Hudzaifah, keduanya mengambil pedang dan menuju masjid sementara penduduk yang lain lari menyembunyikan diri. Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada orang-orang sambil memuji Amru dan Salim: “Tidakkah kalian melakukan apa yang dilakukan dua laki-laki mukmin ini”.
Henry Puyool berkata: “Inti kepemimpinan adalah kemampuan memprediksikan kejadian sebelum terjadi”.