1. Kepemimpinan harus ada dalam kehidupan sehingga kehidupan bisa teratur dengan rapi, keadilan bisa ditegakkan dan kesewenang-wenangan yang kuat terhadap yang lemah bisa dihalangi.
2. Urgensinya tersembunyi bahwa kepemimpinan adalah mata rantai yang terwujud dalam kekuatan yang mengalir deras untuk mengarahkan potensi-potensi dengan cara yang harmonis dan menjamin kerja para karyawan antara rancangan kerja institusi dan gambaran-gambaran masa depan mereka.
3. Mendukung tingkah-laku yang positif dan mengeliminasi hal-hal yang negatif. Pemimpin disini bertindak seperti kapten kapal.
4. Menangani semua permasalahan kerja dan membuat rencana yang diperlukan untuk mengatasinya.
5. Menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada disekitarnya dan memanfaatkan perubahan untuk kepentingan organisasi.
6. Membuat strategi yang terpadu dalam proses penggerakkan yang dinamis menuju tujuan yang mulia.
7. Mengembangkan, melatih dan menjaga anggota.
8. Mengembalikan keseimbangan dalam kehidupan. Hal itu sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal ketika beliau melihat kelalaian para ulama, maraknya kemungkaran dan pelimpahan kepemimpinan kepada orang yang bukan ahlinya, beliau berkata: “Apabila hari ini kalian melihat hal yang lurus, maka kalian akan heran”.
Urgensi kepemimpinan secara ringkas ada dalam perkataan ‘al-Afwah al-Audi’, penyair jahili, dia berkata:
Kekacauan tidak akan menyelamatkan manusia selama tidak ada pemimpin,
pemimpin tidak akan ada apabila orang-orang bodoh berkuasa.
Rumah tidak akan berdiri kecuali diatas tiang,
tiang tidak akan ada apabila tidak dibangun pondasi
Apabila pondasi, tiang dan penghuni berkumpul,
maka mereka akan sampai pada tujuan yang dikehendaki
Sangat menarik bahwa orang-orang yang pesimis takut jika angin bertiup tidak sesuai dengan arah kapal, sedangkan orang yang optimis senantiasa berharap angin menjadi tenang, namun seorang pemimpin dia akan membetulkan letak layarnya agar bisa mengambil manfaat dari kekuatan angin tersebut.
2. Urgensinya tersembunyi bahwa kepemimpinan adalah mata rantai yang terwujud dalam kekuatan yang mengalir deras untuk mengarahkan potensi-potensi dengan cara yang harmonis dan menjamin kerja para karyawan antara rancangan kerja institusi dan gambaran-gambaran masa depan mereka.
3. Mendukung tingkah-laku yang positif dan mengeliminasi hal-hal yang negatif. Pemimpin disini bertindak seperti kapten kapal.
4. Menangani semua permasalahan kerja dan membuat rencana yang diperlukan untuk mengatasinya.
5. Menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada disekitarnya dan memanfaatkan perubahan untuk kepentingan organisasi.
6. Membuat strategi yang terpadu dalam proses penggerakkan yang dinamis menuju tujuan yang mulia.
7. Mengembangkan, melatih dan menjaga anggota.
8. Mengembalikan keseimbangan dalam kehidupan. Hal itu sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal ketika beliau melihat kelalaian para ulama, maraknya kemungkaran dan pelimpahan kepemimpinan kepada orang yang bukan ahlinya, beliau berkata: “Apabila hari ini kalian melihat hal yang lurus, maka kalian akan heran”.
Urgensi kepemimpinan secara ringkas ada dalam perkataan ‘al-Afwah al-Audi’, penyair jahili, dia berkata:
Kekacauan tidak akan menyelamatkan manusia selama tidak ada pemimpin,
pemimpin tidak akan ada apabila orang-orang bodoh berkuasa.
Rumah tidak akan berdiri kecuali diatas tiang,
tiang tidak akan ada apabila tidak dibangun pondasi
Apabila pondasi, tiang dan penghuni berkumpul,
maka mereka akan sampai pada tujuan yang dikehendaki
Sangat menarik bahwa orang-orang yang pesimis takut jika angin bertiup tidak sesuai dengan arah kapal, sedangkan orang yang optimis senantiasa berharap angin menjadi tenang, namun seorang pemimpin dia akan membetulkan letak layarnya agar bisa mengambil manfaat dari kekuatan angin tersebut.