PENYEBAB UTAMA KETIDAKPERCAYADIRIAN
Ketidakpercayadirian diakibatkan oleh sejumlah hal: lingkungan sosial, didikan orangtua, didikan sekolah dan media massa. Kita akan membuktikan bagaimana itu bisa terjadi dan jika kamu nanti memiliki anak, kamu dapat menghindari kesalahan yang pernah dilakukan orangtuamu padamu. Kamu harus menginstall confidence pada mereka nanti. Dalam banyak hal, kondisi sosial masyarakat mempengaruhi mindset seseorang untuk “ikut arus pusaran”, menerima apa adanya, dan tidak membuat “gelombang perlawanan”.
Masyarakat adalah wilayah yang paling lambat terhadap perubahan, karena mereka ingin menjaga stabilitas kultur dan mereka hanya mencari fleksibilitasnya saja tanpa memikirkan akibatnya. Terkadang, hal ini ditafsirkan salah oleh beberapa orang bahwa kita tidak boleh memiliki impian. Orangtua adalah penyumbang terbesar rasa kurang percaya diri. Semenjak kecil, merekalah yang mengajarkan kepada anak dan membentuk pengalaman seorang anak. Mereka menjadikan seorang anak sesuai dengan yang mereka inginkan. Namun terkadang orangtua membiarkan watak seorang anak dan secara tak sengaja malah membuat anak menjadi terkekang.
Orangtua seringkali mencoba memaksa anak untuk berpikir dengan sudut pandang yang mereka pikir benar. Berapa kali kamu mendengar kalimat seperti ini?
1. Bertindaklah dewasa
2. Kamu tidak lagi kanak-kanak.
3. Jadilah realistis
4. Jangan bermimpi
5. Itu ide bodoh, nggak masuk akal.
6. Belum ada sesuatu yang seperti itu
7. Tidak ada seorangpun yang bisa sebelumnya
8. Berpikirlah pakai otak
Orangtua selalu memiliki niat baik untuk mendorong setiap perilaku, namun terkadang mereka tidak pernah mengomunikasikannya. Terkadang perkataan orangtua terlalu kasar dirasakan, namun kamu harus menyadari maksud di balik itu semua. Sekolah juga memiliki pengaruh besar terhadap anak-anak. Seorang guru adalah figure yang memiliki otoritas kuat yang sering membuat anak tertekan secara ekstrem. Kita diajarkan untuk patuh.Setiap orang takut dengan aturan. Lalu bagaimana sekolah menyebabkan ketidakpercayadirian? Anak-anak akan membuat anak lainnya sebagai bahan guyonan, jika dia melakukan hal-hal yang berbeda dari anak-anak pada umumnya.
Contohnya adalah dalam pelajaran matematika. Seorang anak yang cerdas dan pintar biasanya akan mendapat perlakuan khusus dari gurunya. Guru sering memberikan label “pintar”, “jenius”, “cerdas” dan label itu menyatu pada identitas mereka. Siswa yang mendapat label “goblok”, “bodoh” akan memiliki keyakinan bahwa dirinya memang bodoh. Media massa adalah penyebab lain rasa ketidakpercayadirian. Media besar dibiayai oleh iklan yang mahal, dan akhirnya memaksa orang untuk membeli. Pengiklan rela mengeluarkan miliaran rupiah setiap tahunnya hanya untuk memikat para konsumen agar membeli produk mereka.
Sebuah produk tertentu yang dimiliki akan menunjukkan status ekonomi dan sosial seseorang. Misalnya kendaraan mewah ataupun handphone canggih. Ketidakmampuan untuk membelinya akan mengurangi tingkat percaya diri seseorang. Sekali lagi iklan adalah pembohongan public.
Ketidakpercayadirian diakibatkan oleh sejumlah hal: lingkungan sosial, didikan orangtua, didikan sekolah dan media massa. Kita akan membuktikan bagaimana itu bisa terjadi dan jika kamu nanti memiliki anak, kamu dapat menghindari kesalahan yang pernah dilakukan orangtuamu padamu. Kamu harus menginstall confidence pada mereka nanti. Dalam banyak hal, kondisi sosial masyarakat mempengaruhi mindset seseorang untuk “ikut arus pusaran”, menerima apa adanya, dan tidak membuat “gelombang perlawanan”.
Masyarakat adalah wilayah yang paling lambat terhadap perubahan, karena mereka ingin menjaga stabilitas kultur dan mereka hanya mencari fleksibilitasnya saja tanpa memikirkan akibatnya. Terkadang, hal ini ditafsirkan salah oleh beberapa orang bahwa kita tidak boleh memiliki impian. Orangtua adalah penyumbang terbesar rasa kurang percaya diri. Semenjak kecil, merekalah yang mengajarkan kepada anak dan membentuk pengalaman seorang anak. Mereka menjadikan seorang anak sesuai dengan yang mereka inginkan. Namun terkadang orangtua membiarkan watak seorang anak dan secara tak sengaja malah membuat anak menjadi terkekang.
Orangtua seringkali mencoba memaksa anak untuk berpikir dengan sudut pandang yang mereka pikir benar. Berapa kali kamu mendengar kalimat seperti ini?
1. Bertindaklah dewasa
2. Kamu tidak lagi kanak-kanak.
3. Jadilah realistis
4. Jangan bermimpi
5. Itu ide bodoh, nggak masuk akal.
6. Belum ada sesuatu yang seperti itu
7. Tidak ada seorangpun yang bisa sebelumnya
8. Berpikirlah pakai otak
Orangtua selalu memiliki niat baik untuk mendorong setiap perilaku, namun terkadang mereka tidak pernah mengomunikasikannya. Terkadang perkataan orangtua terlalu kasar dirasakan, namun kamu harus menyadari maksud di balik itu semua. Sekolah juga memiliki pengaruh besar terhadap anak-anak. Seorang guru adalah figure yang memiliki otoritas kuat yang sering membuat anak tertekan secara ekstrem. Kita diajarkan untuk patuh.Setiap orang takut dengan aturan. Lalu bagaimana sekolah menyebabkan ketidakpercayadirian? Anak-anak akan membuat anak lainnya sebagai bahan guyonan, jika dia melakukan hal-hal yang berbeda dari anak-anak pada umumnya.
Contohnya adalah dalam pelajaran matematika. Seorang anak yang cerdas dan pintar biasanya akan mendapat perlakuan khusus dari gurunya. Guru sering memberikan label “pintar”, “jenius”, “cerdas” dan label itu menyatu pada identitas mereka. Siswa yang mendapat label “goblok”, “bodoh” akan memiliki keyakinan bahwa dirinya memang bodoh. Media massa adalah penyebab lain rasa ketidakpercayadirian. Media besar dibiayai oleh iklan yang mahal, dan akhirnya memaksa orang untuk membeli. Pengiklan rela mengeluarkan miliaran rupiah setiap tahunnya hanya untuk memikat para konsumen agar membeli produk mereka.
Sebuah produk tertentu yang dimiliki akan menunjukkan status ekonomi dan sosial seseorang. Misalnya kendaraan mewah ataupun handphone canggih. Ketidakmampuan untuk membelinya akan mengurangi tingkat percaya diri seseorang. Sekali lagi iklan adalah pembohongan public.