UANG, SUKSES & ANDA
Untuk bisa sukses dan kaya lebih cepat, hanya diperlukan perubahan dan perbaikan cara berpikir dan berperilaku tentang cara mendeteksi dan mengelola kesempatan dalam memperoleh uang, dan dalam cara mengelola uang. Untuk sukses, kita harus keluar dari comfort zone dan status quo, serta berhenti mencari alasan untuk tidak bertindak, dan menempatkan diri kita kepada suatu situasi di mana kita tidak ada jalan balik kecuali maju. Jika anda mempertaruhkan hasrat dan impian anda pada risiko dan mempersiapkan diri anda sedemikian rupa untuk bertanding dan berjuang, anda akan siap untuk menangkap setiap peluang yang melintas. Pertaruhkan hidup anda untuk menjadi pemenang. Ingatlah bahwa orang-orang yang berdalih bahwa kondisi ekonomi atau politik masih buruk untuk berusaha adalah orang-orang marginal.
Anda bertanggung jawab atas hidup dan 'nasib' anda sendiri. Adalah pilihan anda untuk memilih bertindak atau berdiam diri. Dalam merealisir tujuan anda, selalu tanyakan pada diri anda, "Can I?", dan lanjutkan dengan, "How can I?" Logikanya, apa saja yang bisa anda pikirkan, akan bisa anda capai. Hal itu dimulai dari apa yang anda pikirkan, dan apa yang anda pilih untuk dilakukan! Pikirkan hal-hal hebat yang sebelumnya tidak berani anda pikirkan. Kedua, hal itu akan menunjukkan kepada orang lain, pribadi macam apakah anda itu — bahwa anda adalah orang yang nyaman dan bangga terhadap diri anda sendiri.
Ketiga, hal itu akan memikat dan menarik rasa hormat dan kagum orang kepada anda. Ketika orang berpikir bahwa anda adalah orang yang percaya diri dan yakin terhadap pencapaian tujuan hidup anda, serta terkesan mampu menguasai berbagai macam keadaan, orang akan ingin berdekatan dengan pribadi sukses seperti itu. Komitmen kecil akan membimbing ke arah komitmen yang lebih besar. Tidak perlu tegang atau cemas, hadapilah semua perkara dengan tenang dan senang.
Hadapilah semua kesukaran anda sebagai tantangan, puzzle yang mempunyai solusi. Programlah pikiran sadar maupun bawah sadar anda dengan prosperity belief, kepercayaan bahwa anda berhak untuk sukses dan makmur, serta anda pasti meraih kesuksesan dan kemakmuran, sehingga hal itu menjadi prosperity consciousness bagi anda, yang akan menghalau segala macam ketakutan akan gagal maupun kekecewaan atau keputusasaan menghadapi kegagalan. Anda harus menciptakan dan memprogram pikiran bawah sadar anda bahwa anda berhak menjadi sukses dan makmur;sebab jika tidak demikian, scarcity consciousness akan menghambat kemampuan anda untuk sukses, ketakutan dan kecemasan anda akan kegagalan akan menutup mata anda untuk melihat peluang yang ada di dunia ini. Ide bahwa kita mempunyai potensi yang tidak terbatas untuk menjadi apa saja atau mencapai apa saja sebatas yang bisa kita bayangkan, merupakan hal yang menggairahkan. Banyak orang takut untuk menjadi kaya dan sukses. Sebagian dari dirinya memang ingin kaya, tentunya, namun sebagian lainnya lagi merasa bahwa hal itu adalah salah, atau mereka berpikir bahwa mereka harus membayar terlalu mahal untuk menjadi kaya.
Jika anda percaya bahwa menjadi kaya akan menelantarkan keluarga, atau menjadi tamak, atau kehilangan kebahagiaan, atau bekerja terlalu keras, maka bagaimanapun hebatnya anda menginginkan uang, maka akan ada bagian diri anda yang akan menentang dan menggagalkannya. Dengan demikian, anda menjadi musuh bagi diri anda sendiri, yang menyabot peluang untuk menjadi kaya dan sukses secara finansial, karena secara filosofis, fondasi hidup anda rapuh. Pertama-tama diperlukan fondasi atau infrastruktur yang benar tentang uang, kekayaan, dan segala dampaknya, yang kita namakan Prosperity Consciousness atau kesadaran akan kemakmuran, yang melibatkan Basic Belief System anda. Pembentukan prosperity consciousness ini penting sekali, karena jika anda percaya bahwa uang itu buruk atau kurang penting, sampai kapan pun anda tidak akan mau berjuang all-out untuk mendapatkannya secara berlimpah.
Namun jika anda percaya bahwa uang itu baik berguna dan layak untuk didapat anda akan dengan senang hati untuk berjuang dalam mendapat dan mengakumulasikannya. Jika anda percaya bahwa uang dan kekayaan adalah nyaris segala-galanya yang dapat membuat kehidupan lebih ceria berbahagia, dan sebaliknya, bahwa kekurangan uang dan kemiskinan adalah sumber dan penyebab penderitaan maupun ketidakberdayaan, maka anda berada pada jalur hidup yang benar. Namun jika tidak, maka ada yang keliru pada sistem kepercayaan fundamental dan prosperity consciousness anda tentang uang dan manfaatnya, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu, untuk laik kaya. Uang adalah positif, baik, manis, indah, dan bermanfaat; sedangkan kemiskinan atau moneyless adalah negatif, pahit, suram, buruk, dan tidak berguna. Beberapa isu mengenai uang yang sering kali dijadikan alasan untuk menolerir kemiskinan, dan yang sering diajarkan orang secara turun-temurun serta dianggap sebagai kebenaran. Anda mampu menata ulang atau memprogram ulang kepercayaan dan pikiran bawah sadar anda tentang uang, kekayaan, kesuksesan, dan kebahagiaan:
1. Uang tidak bisa membeli kebahagiaan. => Jawaban: Kalau uang dan kemiskinan sama-sama tidak bisa menyediakan kebahagiaan, terserah anda untuk memilih uang atau kemiskinan. Uang memang bukan kebahagiaan, tetapi merupakan tiruannya yang terbaik. Dengan uang kita bisa memiliki peace of mind, rasa tenteram karena terjamin, aman, sejahtera serta senang. Hal itu bisa diberikan oleh produk atau jasa yang bisa dibeli dengan uang. Sekali lagi "bisa", tetapi memang tidak otomatis, karena masih ada beberapa hal lagi yang berperan dalam penciptaan rasa tenteram dan aman itu. Jika kita merasa susah hati, dengan uang kita bisa pergi shopping, atau travelling, atau party, sehingga merasa terhibur dan senang. Sebaliknya, tanpa uang, kita nyaris mustahil untuk bisa berbahagia. Coba bayangkan, bagaimana pikiran bisa tenteram jika kita tidak tahu apakah nanti sore bisa makan atau tidak karena tidak mempunyai uang?
Bagaimana kita bisa senang jika besok pagi harus hengkang dari rumah kontrakan— karena sudah menunggak biaya sewa selama berbulan-bulan? Kesimpulannya: Sekalipun anda tetap bisa berbahagia dengan atau tanpa uang, namun secara logis empiris, kita akan lebih mudah berbahagia jika mempunyai cukup uang dibandingkan dengan jika tidak mempunyai uang.
2. Orang kaya itu serakah. => Jawaban: Keserakahan itu bukan disebabkan karena uang, melainkan merupakan sifat atau tabiat perseorangan yang bisa dilakukan oleh orang di segala golongan. Pendek kata, keserakahan bukan merupakan kualitas yang menempel pada uang itu sendiri, tetapi pada pribadi. Jadi, yang penting di sini adalah kontrol diri, dan bukan penolakan terhadap uang. Bisa saja menjadi kaya raya tanpa jadi serakah; tanpa jadi arogan; tanpa jadi orang yang aji mumpung. Banyak orang kaya yang justru mempunyai perilaku dermawan dan berbelaskasihan terhadap orang lain yang membutuhkan pertolongan, mungkin karena orang kaya itu mempunyai kemampuan dan kesempatan lebih besar untuk berbuat amal.
3. Orang Kaya harus bekerja sangat keras, menelantarkan keluarga, dan membayar harga terlalu mahal untuk menjadi kaya. => Jawaban: Sebagian orang yang bekerja sangat keras dalam mengejar kesuksesan sehingga menelantarkan keluarganya. Banyak orang kaya yang justru semakin mempunyai cukup waktu dan sumber daya untuk menjaga keharmonisan rumah tangga dan menikmati kebersamaan. Sebaliknya lebih banyak orang yang menelantarkan keluarganya karena kekurangan uang.
Suami dan istri harus bekerja membanting tulang hanya sekadar untuk survive. Anak-anak terlantar karena orangtua mereka harus bekerja mencari nafkah. Dan hubungan mesra antara suami istri atau antara orangtua dan anak menjadi terganggu karena setiap hari mereka telah merasa kelelahan secara fisik dan mental. Bahkan, lebih banyak perceraian disebabkan oleh kesulitan ekonomi dibandingkan dengan kemakmuran finansial.
4. Uang tidak bisa membeli cinta. => Jawaban: Dengan uang kita bisa menciptakan suasana dan berbagai kesempatan untuk tumbuhnya cinta. Dengan uang kita bisa menciptakan waktu luang untuk lebih memperhatikan seseorang. Sebaliknya, kenyataannya justru banyak sekali kasus orang patah hati karena percintaan yang gagal, atau perceraian dalam perkawinan, disebabkan karena kekurangan uang. Ketiadaan uang akan merupakan kendala terhadap kebebasan dan mewujudkan keinginan hati. Cinta akan bisa tumbuh lebih subur dalam kemakmuran, dan akan layu dan surut dalam kemiskinan. Dengan berjalannya waktu, kemiskinan dan penderitaan hidup akan mengikis cintanya, dan "Cinta saja tidak akan bisa mengenyangkan perut!"
5. Uang tidak bisa membeli persahabatan. => Jawaban: Jika karena kesusahan finansial anda menjadikan sahabat anda sebagai 'tong sampah' tempat anda menumpahkan kekesalan dan kesumpekan hati, maka cepat atau lambat sahabat anda akan enggan berdekatan dengan anda. Sebab setiap manusia pasti mempunyai persoalan dan kesusahan hidup sendiri. Dan kehilangan persahabatan akan dipercepat jika anda mulai sering meminjam uang tanpa bisa membayar kembali. Sebaliknya, jika anda sukses secara finansial, anda akan mempunyai banyak sahabat, minimal mereka tahu bahwa anda tidak akan menyusahkan mereka, dan kedua, mereka berharap bisa mendapat keuntungan—moril ataupun materiil—dengan menjadi sahabat anda.
6. Uang tidak bisa menghindarkan kita dari maut. => Jawaban: Masalah mengapa kita lahir dan kapan kita mati, itu memang di luar kekuasaan kita sebagai manusia. Namun secara logis empiris, orang yang banyak uang akan lebih panjang umur dibandingkan dengan orang yang tidak punya uang. Untuk transportasi, orang kaya akan bisa naik mobil yang relatif lebih aman. Contoh lain adalah, dengan memiliki cukup uang, anda bisa membeli makanan atau makanan kesehatan (health-food) untuk menjaga diri anda tetap sehat, awet muda, dan panjang umur.
Namun jika tidak punya uang, anda makan hanya sekadarnya untuk kenyang dan agar tetap hidup, dengan menu yang berkemungkinan kurang gizi, sehingga anda rentan terhadap serangan penyakit, dan menjadi nampak lebih tua dari usia biologis anda, dan juga berkemungkinan untuk lebih cepat mati. Jika punya uang, sekalipun anda jatuh sakit, anda bisa segera pergi berobat dan mendapat perawatan yang terbaik dengan bantuan peralatan medis yang canggih—baik di dalam maupun di luar negeri—sehingga anda berkemungkinan besar untuk lebih cepat sembuh dan terhindar dari maut.
7. Uang tidak bisa membeli sorga. Jawaban: Orang yang berkekurangan akan merasa rendah diri dan kecut hati untuk menasihati dan menolong orang lain yang berkesusahan, karena dua hal: pertama, takut dilecehkan orang dengan ungkapan, "Jika anda penyembuh, mengapa sakit? Obatilah diri anda sendiri!" Yang kedua adalah kegetiran hati, "Problem saya sendiri saja sudah membuat pusing tujuh keliling, mengapa harus mencari beban tambahan?" Kita akan lebih bisa berbuat baik dan berguna bagi kehidupan orang banyak, jika kita mempunyai uang. Kemiskinan adalah penjara, yang membelenggu kebebasan kita untuk berekspresi dan hidup merdeka. Sebab tanpa prosperity consciousness dan kebencian akan kemiskinan, anda akan kurang mau berjuang mati-matian untuk menjadi kaya, karena dihambat oleh reasoning yang dilakukan oleh pikiran bawah sadar anda, untuk menolerir status quo, keadaan marginal, dan bahkan kemiskinan. Untuk menjadi kaya, pertama-tama adalah bahwa anda harus memiliki prosperity consciousness, yakni kepercayaan bahwa uang itu baik dan berguna, serta anda berhak dan berkewajiban untuk menjadi kaya, agar anda bisa menjadi orang yang lebih berguna. Kemiskinan itu nyaris mustahil untuk bisa menjadikan hidup kita bahagia; sebaliknya akan menimbulkan perasaan tertekan, rendah diri, ketidakberdayaan, dan mimpi buruk. Dan dengan semua itu kita tidak bisa atau setidak-tidaknya kurang bisa memancarkan keindahan bagi dunia sekitar kita. Kemiskinan mempermudah orang menjadi khilaf dan berbuat kriminal.
Kemiskinan juga membuat orang mudah putus asa dan gelap pikiran sehingga terlibat penyalahgunaan dan pengedaran narkoba, menjadi pemabuk, prostitusi, bahkan bunuh diri. Tentu saja tidak bisa dibilang bahwa orang miskin otomatis putus asa, gelap pikiran dan kriminal. Ada banyak contoh yang menunjukkan tingginya kualitas moral mereka. Tetapi, keluarga yang hidup dalam kemiskinan cenderung kusut, sering bertengkar dan menderita, dengan anak-anak yang kurang gizi, terlantar tidak mampu membiayai sekolah, atau menjadi anak jalanan untuk mencari nafkahnya sendiri.
Mari kita mulai berpikir dan percaya bahwa kemiskinan adalah buruk, jahat dan harus dikikis dan dihapus dari kehidupan pribadi maupun dari kehidupan masyarakat kita (ingat yang dikikis dan dihapus adalah kemiskinan, bukan orang miskin. Kita harus membenci kemiskinan, namun mengasihi orang miskin). Sebaliknya, kemakmuran adalah baik dan berguna, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi masyarakat. Karenanya, orang yang tidak ingin kaya adalah abnormal. Tanpa uang, anda akan hidup abnormal. Anda tidak akan bisa memenuhi kebutuhan fisik, mental dan spiritual secara patut. Anda tidak bisa membiayai sandang, pangan, papan diri dan keluarga anda. Anda tidak bisa membiayai pendidikan diri dan keluarga anda yang sangat berguna untuk meningkatkan kecerdasan, panjang pikir dan produktivitas. Anda tidak bisa menikmati rekreasi, mendengarkan musik, bertamasya dan relaksasi yang berguna bagi mental refreshing, karena kekurangan uang membuat anda pusing tujuh keliling. Bahkan mungkin saja kemiskinan membuat anda malas beribadah, karena anda kecewa terhadap Tuhan yang tidak menjawab doa dan permohonan yang anda panjatkan agar menolong kebutuhan finansial anda. Padahal jika kita hidup makmur, dengan sangat mudah kita bisa mengucapkan syukur kepada Allah dan memuji kebaikan rahmat—Nya, yang semakin menumbuhkan iman dan ketakwaan kita kepadaNya. Jadi adalah jelas dan tegas seperti siang, bahwa dengan uang kita bisa lebih berbahagia dan lebih berguna.
Dengan mempunyai lebih banyak uang, kita akan bisa menolong lebih banyak orang. Jadi, kekayaan dan kemakmuran kita adalah juga agar kita dapat mempermakmur dan menolong lebih banyak orang. Ada jutaan orang yang mati kelaparan. Ada jutaan orang yang hidup tanpa pakaian, tanpa tempat tinggal, dan tanpa pendidikan yang patut. Tidak perlu harus menjadi rohaniwan atau memeluk agama tertentu untuk berbuat baik. Dalam kelompok agama apa pun anda, pergunakan uang anda untuk menolong yang berkesusahan. Ya, uang anda. JUST DUIT! Ya, dengan kelimpahan duit itu anda akan banyak membantu sesama anda.
Untuk bisa sukses dan kaya lebih cepat, hanya diperlukan perubahan dan perbaikan cara berpikir dan berperilaku tentang cara mendeteksi dan mengelola kesempatan dalam memperoleh uang, dan dalam cara mengelola uang. Untuk sukses, kita harus keluar dari comfort zone dan status quo, serta berhenti mencari alasan untuk tidak bertindak, dan menempatkan diri kita kepada suatu situasi di mana kita tidak ada jalan balik kecuali maju. Jika anda mempertaruhkan hasrat dan impian anda pada risiko dan mempersiapkan diri anda sedemikian rupa untuk bertanding dan berjuang, anda akan siap untuk menangkap setiap peluang yang melintas. Pertaruhkan hidup anda untuk menjadi pemenang. Ingatlah bahwa orang-orang yang berdalih bahwa kondisi ekonomi atau politik masih buruk untuk berusaha adalah orang-orang marginal.
Anda bertanggung jawab atas hidup dan 'nasib' anda sendiri. Adalah pilihan anda untuk memilih bertindak atau berdiam diri. Dalam merealisir tujuan anda, selalu tanyakan pada diri anda, "Can I?", dan lanjutkan dengan, "How can I?" Logikanya, apa saja yang bisa anda pikirkan, akan bisa anda capai. Hal itu dimulai dari apa yang anda pikirkan, dan apa yang anda pilih untuk dilakukan! Pikirkan hal-hal hebat yang sebelumnya tidak berani anda pikirkan. Kedua, hal itu akan menunjukkan kepada orang lain, pribadi macam apakah anda itu — bahwa anda adalah orang yang nyaman dan bangga terhadap diri anda sendiri.
Ketiga, hal itu akan memikat dan menarik rasa hormat dan kagum orang kepada anda. Ketika orang berpikir bahwa anda adalah orang yang percaya diri dan yakin terhadap pencapaian tujuan hidup anda, serta terkesan mampu menguasai berbagai macam keadaan, orang akan ingin berdekatan dengan pribadi sukses seperti itu. Komitmen kecil akan membimbing ke arah komitmen yang lebih besar. Tidak perlu tegang atau cemas, hadapilah semua perkara dengan tenang dan senang.
Hadapilah semua kesukaran anda sebagai tantangan, puzzle yang mempunyai solusi. Programlah pikiran sadar maupun bawah sadar anda dengan prosperity belief, kepercayaan bahwa anda berhak untuk sukses dan makmur, serta anda pasti meraih kesuksesan dan kemakmuran, sehingga hal itu menjadi prosperity consciousness bagi anda, yang akan menghalau segala macam ketakutan akan gagal maupun kekecewaan atau keputusasaan menghadapi kegagalan. Anda harus menciptakan dan memprogram pikiran bawah sadar anda bahwa anda berhak menjadi sukses dan makmur;sebab jika tidak demikian, scarcity consciousness akan menghambat kemampuan anda untuk sukses, ketakutan dan kecemasan anda akan kegagalan akan menutup mata anda untuk melihat peluang yang ada di dunia ini. Ide bahwa kita mempunyai potensi yang tidak terbatas untuk menjadi apa saja atau mencapai apa saja sebatas yang bisa kita bayangkan, merupakan hal yang menggairahkan. Banyak orang takut untuk menjadi kaya dan sukses. Sebagian dari dirinya memang ingin kaya, tentunya, namun sebagian lainnya lagi merasa bahwa hal itu adalah salah, atau mereka berpikir bahwa mereka harus membayar terlalu mahal untuk menjadi kaya.
Jika anda percaya bahwa menjadi kaya akan menelantarkan keluarga, atau menjadi tamak, atau kehilangan kebahagiaan, atau bekerja terlalu keras, maka bagaimanapun hebatnya anda menginginkan uang, maka akan ada bagian diri anda yang akan menentang dan menggagalkannya. Dengan demikian, anda menjadi musuh bagi diri anda sendiri, yang menyabot peluang untuk menjadi kaya dan sukses secara finansial, karena secara filosofis, fondasi hidup anda rapuh. Pertama-tama diperlukan fondasi atau infrastruktur yang benar tentang uang, kekayaan, dan segala dampaknya, yang kita namakan Prosperity Consciousness atau kesadaran akan kemakmuran, yang melibatkan Basic Belief System anda. Pembentukan prosperity consciousness ini penting sekali, karena jika anda percaya bahwa uang itu buruk atau kurang penting, sampai kapan pun anda tidak akan mau berjuang all-out untuk mendapatkannya secara berlimpah.
Namun jika anda percaya bahwa uang itu baik berguna dan layak untuk didapat anda akan dengan senang hati untuk berjuang dalam mendapat dan mengakumulasikannya. Jika anda percaya bahwa uang dan kekayaan adalah nyaris segala-galanya yang dapat membuat kehidupan lebih ceria berbahagia, dan sebaliknya, bahwa kekurangan uang dan kemiskinan adalah sumber dan penyebab penderitaan maupun ketidakberdayaan, maka anda berada pada jalur hidup yang benar. Namun jika tidak, maka ada yang keliru pada sistem kepercayaan fundamental dan prosperity consciousness anda tentang uang dan manfaatnya, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu, untuk laik kaya. Uang adalah positif, baik, manis, indah, dan bermanfaat; sedangkan kemiskinan atau moneyless adalah negatif, pahit, suram, buruk, dan tidak berguna. Beberapa isu mengenai uang yang sering kali dijadikan alasan untuk menolerir kemiskinan, dan yang sering diajarkan orang secara turun-temurun serta dianggap sebagai kebenaran. Anda mampu menata ulang atau memprogram ulang kepercayaan dan pikiran bawah sadar anda tentang uang, kekayaan, kesuksesan, dan kebahagiaan:
1. Uang tidak bisa membeli kebahagiaan. => Jawaban: Kalau uang dan kemiskinan sama-sama tidak bisa menyediakan kebahagiaan, terserah anda untuk memilih uang atau kemiskinan. Uang memang bukan kebahagiaan, tetapi merupakan tiruannya yang terbaik. Dengan uang kita bisa memiliki peace of mind, rasa tenteram karena terjamin, aman, sejahtera serta senang. Hal itu bisa diberikan oleh produk atau jasa yang bisa dibeli dengan uang. Sekali lagi "bisa", tetapi memang tidak otomatis, karena masih ada beberapa hal lagi yang berperan dalam penciptaan rasa tenteram dan aman itu. Jika kita merasa susah hati, dengan uang kita bisa pergi shopping, atau travelling, atau party, sehingga merasa terhibur dan senang. Sebaliknya, tanpa uang, kita nyaris mustahil untuk bisa berbahagia. Coba bayangkan, bagaimana pikiran bisa tenteram jika kita tidak tahu apakah nanti sore bisa makan atau tidak karena tidak mempunyai uang?
Bagaimana kita bisa senang jika besok pagi harus hengkang dari rumah kontrakan— karena sudah menunggak biaya sewa selama berbulan-bulan? Kesimpulannya: Sekalipun anda tetap bisa berbahagia dengan atau tanpa uang, namun secara logis empiris, kita akan lebih mudah berbahagia jika mempunyai cukup uang dibandingkan dengan jika tidak mempunyai uang.
2. Orang kaya itu serakah. => Jawaban: Keserakahan itu bukan disebabkan karena uang, melainkan merupakan sifat atau tabiat perseorangan yang bisa dilakukan oleh orang di segala golongan. Pendek kata, keserakahan bukan merupakan kualitas yang menempel pada uang itu sendiri, tetapi pada pribadi. Jadi, yang penting di sini adalah kontrol diri, dan bukan penolakan terhadap uang. Bisa saja menjadi kaya raya tanpa jadi serakah; tanpa jadi arogan; tanpa jadi orang yang aji mumpung. Banyak orang kaya yang justru mempunyai perilaku dermawan dan berbelaskasihan terhadap orang lain yang membutuhkan pertolongan, mungkin karena orang kaya itu mempunyai kemampuan dan kesempatan lebih besar untuk berbuat amal.
3. Orang Kaya harus bekerja sangat keras, menelantarkan keluarga, dan membayar harga terlalu mahal untuk menjadi kaya. => Jawaban: Sebagian orang yang bekerja sangat keras dalam mengejar kesuksesan sehingga menelantarkan keluarganya. Banyak orang kaya yang justru semakin mempunyai cukup waktu dan sumber daya untuk menjaga keharmonisan rumah tangga dan menikmati kebersamaan. Sebaliknya lebih banyak orang yang menelantarkan keluarganya karena kekurangan uang.
Suami dan istri harus bekerja membanting tulang hanya sekadar untuk survive. Anak-anak terlantar karena orangtua mereka harus bekerja mencari nafkah. Dan hubungan mesra antara suami istri atau antara orangtua dan anak menjadi terganggu karena setiap hari mereka telah merasa kelelahan secara fisik dan mental. Bahkan, lebih banyak perceraian disebabkan oleh kesulitan ekonomi dibandingkan dengan kemakmuran finansial.
4. Uang tidak bisa membeli cinta. => Jawaban: Dengan uang kita bisa menciptakan suasana dan berbagai kesempatan untuk tumbuhnya cinta. Dengan uang kita bisa menciptakan waktu luang untuk lebih memperhatikan seseorang. Sebaliknya, kenyataannya justru banyak sekali kasus orang patah hati karena percintaan yang gagal, atau perceraian dalam perkawinan, disebabkan karena kekurangan uang. Ketiadaan uang akan merupakan kendala terhadap kebebasan dan mewujudkan keinginan hati. Cinta akan bisa tumbuh lebih subur dalam kemakmuran, dan akan layu dan surut dalam kemiskinan. Dengan berjalannya waktu, kemiskinan dan penderitaan hidup akan mengikis cintanya, dan "Cinta saja tidak akan bisa mengenyangkan perut!"
5. Uang tidak bisa membeli persahabatan. => Jawaban: Jika karena kesusahan finansial anda menjadikan sahabat anda sebagai 'tong sampah' tempat anda menumpahkan kekesalan dan kesumpekan hati, maka cepat atau lambat sahabat anda akan enggan berdekatan dengan anda. Sebab setiap manusia pasti mempunyai persoalan dan kesusahan hidup sendiri. Dan kehilangan persahabatan akan dipercepat jika anda mulai sering meminjam uang tanpa bisa membayar kembali. Sebaliknya, jika anda sukses secara finansial, anda akan mempunyai banyak sahabat, minimal mereka tahu bahwa anda tidak akan menyusahkan mereka, dan kedua, mereka berharap bisa mendapat keuntungan—moril ataupun materiil—dengan menjadi sahabat anda.
6. Uang tidak bisa menghindarkan kita dari maut. => Jawaban: Masalah mengapa kita lahir dan kapan kita mati, itu memang di luar kekuasaan kita sebagai manusia. Namun secara logis empiris, orang yang banyak uang akan lebih panjang umur dibandingkan dengan orang yang tidak punya uang. Untuk transportasi, orang kaya akan bisa naik mobil yang relatif lebih aman. Contoh lain adalah, dengan memiliki cukup uang, anda bisa membeli makanan atau makanan kesehatan (health-food) untuk menjaga diri anda tetap sehat, awet muda, dan panjang umur.
Namun jika tidak punya uang, anda makan hanya sekadarnya untuk kenyang dan agar tetap hidup, dengan menu yang berkemungkinan kurang gizi, sehingga anda rentan terhadap serangan penyakit, dan menjadi nampak lebih tua dari usia biologis anda, dan juga berkemungkinan untuk lebih cepat mati. Jika punya uang, sekalipun anda jatuh sakit, anda bisa segera pergi berobat dan mendapat perawatan yang terbaik dengan bantuan peralatan medis yang canggih—baik di dalam maupun di luar negeri—sehingga anda berkemungkinan besar untuk lebih cepat sembuh dan terhindar dari maut.
7. Uang tidak bisa membeli sorga. Jawaban: Orang yang berkekurangan akan merasa rendah diri dan kecut hati untuk menasihati dan menolong orang lain yang berkesusahan, karena dua hal: pertama, takut dilecehkan orang dengan ungkapan, "Jika anda penyembuh, mengapa sakit? Obatilah diri anda sendiri!" Yang kedua adalah kegetiran hati, "Problem saya sendiri saja sudah membuat pusing tujuh keliling, mengapa harus mencari beban tambahan?" Kita akan lebih bisa berbuat baik dan berguna bagi kehidupan orang banyak, jika kita mempunyai uang. Kemiskinan adalah penjara, yang membelenggu kebebasan kita untuk berekspresi dan hidup merdeka. Sebab tanpa prosperity consciousness dan kebencian akan kemiskinan, anda akan kurang mau berjuang mati-matian untuk menjadi kaya, karena dihambat oleh reasoning yang dilakukan oleh pikiran bawah sadar anda, untuk menolerir status quo, keadaan marginal, dan bahkan kemiskinan. Untuk menjadi kaya, pertama-tama adalah bahwa anda harus memiliki prosperity consciousness, yakni kepercayaan bahwa uang itu baik dan berguna, serta anda berhak dan berkewajiban untuk menjadi kaya, agar anda bisa menjadi orang yang lebih berguna. Kemiskinan itu nyaris mustahil untuk bisa menjadikan hidup kita bahagia; sebaliknya akan menimbulkan perasaan tertekan, rendah diri, ketidakberdayaan, dan mimpi buruk. Dan dengan semua itu kita tidak bisa atau setidak-tidaknya kurang bisa memancarkan keindahan bagi dunia sekitar kita. Kemiskinan mempermudah orang menjadi khilaf dan berbuat kriminal.
Kemiskinan juga membuat orang mudah putus asa dan gelap pikiran sehingga terlibat penyalahgunaan dan pengedaran narkoba, menjadi pemabuk, prostitusi, bahkan bunuh diri. Tentu saja tidak bisa dibilang bahwa orang miskin otomatis putus asa, gelap pikiran dan kriminal. Ada banyak contoh yang menunjukkan tingginya kualitas moral mereka. Tetapi, keluarga yang hidup dalam kemiskinan cenderung kusut, sering bertengkar dan menderita, dengan anak-anak yang kurang gizi, terlantar tidak mampu membiayai sekolah, atau menjadi anak jalanan untuk mencari nafkahnya sendiri.
Mari kita mulai berpikir dan percaya bahwa kemiskinan adalah buruk, jahat dan harus dikikis dan dihapus dari kehidupan pribadi maupun dari kehidupan masyarakat kita (ingat yang dikikis dan dihapus adalah kemiskinan, bukan orang miskin. Kita harus membenci kemiskinan, namun mengasihi orang miskin). Sebaliknya, kemakmuran adalah baik dan berguna, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi masyarakat. Karenanya, orang yang tidak ingin kaya adalah abnormal. Tanpa uang, anda akan hidup abnormal. Anda tidak akan bisa memenuhi kebutuhan fisik, mental dan spiritual secara patut. Anda tidak bisa membiayai sandang, pangan, papan diri dan keluarga anda. Anda tidak bisa membiayai pendidikan diri dan keluarga anda yang sangat berguna untuk meningkatkan kecerdasan, panjang pikir dan produktivitas. Anda tidak bisa menikmati rekreasi, mendengarkan musik, bertamasya dan relaksasi yang berguna bagi mental refreshing, karena kekurangan uang membuat anda pusing tujuh keliling. Bahkan mungkin saja kemiskinan membuat anda malas beribadah, karena anda kecewa terhadap Tuhan yang tidak menjawab doa dan permohonan yang anda panjatkan agar menolong kebutuhan finansial anda. Padahal jika kita hidup makmur, dengan sangat mudah kita bisa mengucapkan syukur kepada Allah dan memuji kebaikan rahmat—Nya, yang semakin menumbuhkan iman dan ketakwaan kita kepadaNya. Jadi adalah jelas dan tegas seperti siang, bahwa dengan uang kita bisa lebih berbahagia dan lebih berguna.
Dengan mempunyai lebih banyak uang, kita akan bisa menolong lebih banyak orang. Jadi, kekayaan dan kemakmuran kita adalah juga agar kita dapat mempermakmur dan menolong lebih banyak orang. Ada jutaan orang yang mati kelaparan. Ada jutaan orang yang hidup tanpa pakaian, tanpa tempat tinggal, dan tanpa pendidikan yang patut. Tidak perlu harus menjadi rohaniwan atau memeluk agama tertentu untuk berbuat baik. Dalam kelompok agama apa pun anda, pergunakan uang anda untuk menolong yang berkesusahan. Ya, uang anda. JUST DUIT! Ya, dengan kelimpahan duit itu anda akan banyak membantu sesama anda.