Ketakutan natural tidak bisa dipelajari, akan tetapi ketakutan imajiner bisa dipelajari. Manusia terlahir dengan tiga ketakutan natural sejak kecil. Takut jatuh, takut diabaikan/ditinggalkan dan takut mendengar suara keras. Pada saat kecil kamu tidak akan berpikir kenapa kamu mengalami 3 kondisi ketakutan itu, tapi semuanya masuk akal. Jatuh dan ditinggalkan adalah sebuah ketakutan fatal bagi bayi. Sangat sedikit orang yang bisa mengingat masa bayinya. Alam menghapus ingatan kita saat kita mempelajari rasa takut, akan tetapi bagi bayi, ketakutan adalah kondisi yang tidak nyaman dan pengalaman yang teramat sangat menyakitkan. Tidak ada kata, hanya perasaan dan mereka menggunakan tangisan sebagai mekanisme pertahanan biologis. Itulah kenapa bayi yang baru lahir biasanya menggengam tangan dan selalu menangis. Dan pada saat tersebut tidak mungkin orangtuanya mengabaikan, kecuali orangtua goblok yang menginginkan anaknya menjadi seorang tarsan yang terbuang. Orang tua yang mengharapkan kelahiran sang bayi tersebut tentu saja merespon dengan penuh cinta dan kenyamanan.
Bagaimana cara kita menghadapi ketakutan imajiner? Ada banyak caranya:
• Dengan contoh. Saat orangtua atau orang terdekat kita menunjukkan takut terhadap sesuatu, maka sebagai anak kita juga akan mengalami ketakutan yang sama.
• Dengan trauma. Anak kecil yang mengalami pengalaman buruk di masa kecil maka dia akan menggeneralisasi. Misalnya anak kecil yang sedang sekolah merasakan sakit saat disuntik oleh dokter sewaktu imunisasi di sekolahnya. Maka dia akan menyimpulkan bahwa setiap kali dia bertemu dokter, maka dia akan disuntik, dan orang ini akan takut menghadapi dokter di masa depannya. Fobia ini seringkali dibentuk karena menghadapi pengalaman yang menyakitkan. Dan inilah yang saya alami, hingga sekarang saya paling malas kalau harus berurusan dengan dokter.
• Dengan pengulangan. Kita seringkali mengalami pengalaman buruk yang berulang. Misalnya, kita seringkali dimarahi orang tua saat kita melanggar aturan di rumah. Anak yang sering melanggar aturan, maka orangtua miskin biasanya tak segan memberikan cubitan, pukulan, bahkan cambukan. Seiring waktu, dia akan mempelajari rasa takut tersebut karena dia mengalami hukuman yang terjadi berulangkali. Dan pengalaman seperti ini akan menyebabkan traumatic pada anak.
• Dengan informasi. Kita seringkali mendengar tentang bahaya dan meyakininya. Misal saja, temannya menginformasikan bahwa ada seseorang yang mengalami kecelakaan motor atau kematian setelah mendonorkan darahnya, maka orang yang mendapat informasi ini akan takut untuk belajar sepeda motor ataupun mendonorkan darahnya. Kita menghindari situasi yang sama karena kita tidak mau peristiwa tersebut terulang pada diri kita. Informasinya mungkin salah atau peristiwanya tidak biasa, dan itu tidak berarti kita akan mengalami hal yang sama, akan tetapi kita terlalu meyakini informasi tersebut. Contoh lainnya adalah ketika seseorang sering mendengar di daerah banyuwangi adalah lokasi yang sangat identic dengan yang namanya santet, yang mana jika seseorang melukai hati orang sana, maka dia akan menjadi korban santet. Kita mungkin akan memutuskan bahwa kita tidak akan pergi kesana. Informasi tersebut mungkin aja benar, akan tetapi hal tersebut belum tentu terjadi pada kita.
Orang dewasa seringkali menganggap bahwa ketakutan seorang anak adalah ketakutan yang aneh dan tidak beralasan. Ketakutan mereka adalah ketakutan yang tak penting, sehingga suatu saat ayah saya pernah mengikat saya di kursi dan dipaksa untuk menyaksikan acara TV yang paling saya takuti waktu itu, yakni acara ria jenaka yang menampilkan cerita punakawan dengan wajah yang menakutkan bagi seorang anak kecil. Ketakutan ini adalah berdasarkan persepsi, bukan realitas karena saya menganggap acara tersebut adalah acara yang paling menyeramkan.
Jika kamu ingin membantu anak kamu menghadapi ketakutannya, mulailah menerima apa yang dia gambarkan, apa yang mereka persepsikan tentang ketakutannya. Kamu mungkin akan berpikir hal itu tidak realistic, atau ada yang salah, akan tetapi dengarkan saja. Kamu tidak boleh menyepelekan ketakutan sang anak. Kedua, beri dia informasi yang benar dan akurat, jangan malah menakut-takuti atau membesar-besarkannya. Mungkin informasi tersebut tidak akan membuat dia percaya segera. Akan tetapi orang yang memberikan informasi tersebut lebih penting daripada informasi itu sendiri. Mereka perlu percaya kamu. semakin mereka percaya kamu, maka semakin mereka percaya informasi tersebut. Ketiga, kamu perlu membantu anak kamu untuk mengendalikan ketakutannya dengan cara mereka. kita tahu bagaimana cara mengurangi rasa takut. Tawarkan pada mereka solusi yang terbaik dan biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka. Beberapa ketakutan di masa kecil akan tetap ada hingga ia dewasa. Missal, takut disuntik, dan juga takut dengan laba-laba yang saya alami. Bahkan saya takut naik sepeda motor hingga saya kuliah semester 3.
Ketakutan yang dinikmati. Dapatkah kita menikmati rasa takut? Jawabannya, YA. Perasaan takut ini sama seperti kegembiraan. Sepanjang kita menyadari bahwa tidak ada bahaya yang menimpa, kita begitu menikmati ketakutan ini. Rasa takut membuat kita lebih hidup karena jantung kita bertambah dan kita lebih sensitive dengan pengalaman. Sesuatu lebih jelas, karena indera kita akan lebih akurat. Itulah kenapa rollercoaster dan rumah hantu adalah hiburan yang paling menyenangkan, walaupun sebenarnya itu menakutkan sekali. Kenapa rollercoaster setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu orang bahkan hingga jutaan orang, padahal rollercoaster itu aktivitas yang sangat extreme sekali. Kenapa orang suka naik rollercoaster, meskipun saat mereka di atas, mereka akan teriak-teriak ketakutan dan bikin muntah sesudahnya? Karena rollercoaster menunjukkan bahwa meskipun menakutkan, rollercoaster tetap aman untuk dinaiki.
Film horror. Film horror adalah efek yang sama dengan rollercoaster. Film itu mungkin membuat kamu tertarik untuk mengidentifikasi sebuah karakter film. Akan tetapi saat sesuatu terjadi, tiba-tiba kamu merasa takut. Saat saya kecil saya seringkali menonton film si manis jembatan ancol, dan efek suara film itu sangat menakutkan sekali dan membuat saya kaget dan melompat ketakutan. Film horror menggunakan trik kamera yang membuat seolah kita lebih dekat dengan karakter tokoh tersebut. Dan seringkali angle yang tepat serta sinar yang aneh menambah suasana mistis film tersebut. Menonton film horror sangatlah nyaman, karena itu hanya sebuah film. Dan di akhir film horror, hantu tersebut selalu dimusnahkan, dibakar atau diusir. Sama seperti mimpi buruk, saat kita terbangun dan mengambil nafas, kita menyadari, itu hanyalah sebuah mimpi.
Belajar menghilangkan ketakutan imajiner. NLP menunjukkan bahwa alasan utama kenapa rasa takut tertanam dan terpicu lagi dalam kondisi saat ini dikarenakan ada memang ada ingatan pengalaman buruk yang tertanam. Sebuah ingatan yang kita lihat, rasakan, atau dengar, akan memicu respons/ kondisi emosional kita, dalam hal ini rasa takut. Ingatan ada di sekitar kita, kapanpun kita merespon tanpa berpikir, maka kita akan merespons ingatan.
Rasa takut adalah kebiasaan. Berpikir takut adalah sebuah kebiasaan yang bisa dihilangkan. Apapun yang telah kita pelajari di masa lalu dan tertanam dalam pikiran kita sebagai kebiasaan, tak terkecuali ketakutan itu sendiri. Kita bisa belajar takut pada polisi, pada guru atau siapapun, dan kita membuat ingatan tersebut kembali muncul dalam pikiran kita. Kamu harus menyadari ingatan yang teramat menakutkan dan kemudian menghancurkannya. Langkah kedua adalah membangun ingatan yang bagus dan menyenangkan untuk melawan rasa takut tersebut. Hal ini akan mengubah situasi yang membuat kita berpikir lebih jelas dan memutuskan apa yang kita pikirkan mengenai situasi tersebut.
Bagaimana cara kita menghadapi ketakutan imajiner? Ada banyak caranya:
• Dengan contoh. Saat orangtua atau orang terdekat kita menunjukkan takut terhadap sesuatu, maka sebagai anak kita juga akan mengalami ketakutan yang sama.
• Dengan trauma. Anak kecil yang mengalami pengalaman buruk di masa kecil maka dia akan menggeneralisasi. Misalnya anak kecil yang sedang sekolah merasakan sakit saat disuntik oleh dokter sewaktu imunisasi di sekolahnya. Maka dia akan menyimpulkan bahwa setiap kali dia bertemu dokter, maka dia akan disuntik, dan orang ini akan takut menghadapi dokter di masa depannya. Fobia ini seringkali dibentuk karena menghadapi pengalaman yang menyakitkan. Dan inilah yang saya alami, hingga sekarang saya paling malas kalau harus berurusan dengan dokter.
• Dengan pengulangan. Kita seringkali mengalami pengalaman buruk yang berulang. Misalnya, kita seringkali dimarahi orang tua saat kita melanggar aturan di rumah. Anak yang sering melanggar aturan, maka orangtua miskin biasanya tak segan memberikan cubitan, pukulan, bahkan cambukan. Seiring waktu, dia akan mempelajari rasa takut tersebut karena dia mengalami hukuman yang terjadi berulangkali. Dan pengalaman seperti ini akan menyebabkan traumatic pada anak.
• Dengan informasi. Kita seringkali mendengar tentang bahaya dan meyakininya. Misal saja, temannya menginformasikan bahwa ada seseorang yang mengalami kecelakaan motor atau kematian setelah mendonorkan darahnya, maka orang yang mendapat informasi ini akan takut untuk belajar sepeda motor ataupun mendonorkan darahnya. Kita menghindari situasi yang sama karena kita tidak mau peristiwa tersebut terulang pada diri kita. Informasinya mungkin salah atau peristiwanya tidak biasa, dan itu tidak berarti kita akan mengalami hal yang sama, akan tetapi kita terlalu meyakini informasi tersebut. Contoh lainnya adalah ketika seseorang sering mendengar di daerah banyuwangi adalah lokasi yang sangat identic dengan yang namanya santet, yang mana jika seseorang melukai hati orang sana, maka dia akan menjadi korban santet. Kita mungkin akan memutuskan bahwa kita tidak akan pergi kesana. Informasi tersebut mungkin aja benar, akan tetapi hal tersebut belum tentu terjadi pada kita.
Orang dewasa seringkali menganggap bahwa ketakutan seorang anak adalah ketakutan yang aneh dan tidak beralasan. Ketakutan mereka adalah ketakutan yang tak penting, sehingga suatu saat ayah saya pernah mengikat saya di kursi dan dipaksa untuk menyaksikan acara TV yang paling saya takuti waktu itu, yakni acara ria jenaka yang menampilkan cerita punakawan dengan wajah yang menakutkan bagi seorang anak kecil. Ketakutan ini adalah berdasarkan persepsi, bukan realitas karena saya menganggap acara tersebut adalah acara yang paling menyeramkan.
Jika kamu ingin membantu anak kamu menghadapi ketakutannya, mulailah menerima apa yang dia gambarkan, apa yang mereka persepsikan tentang ketakutannya. Kamu mungkin akan berpikir hal itu tidak realistic, atau ada yang salah, akan tetapi dengarkan saja. Kamu tidak boleh menyepelekan ketakutan sang anak. Kedua, beri dia informasi yang benar dan akurat, jangan malah menakut-takuti atau membesar-besarkannya. Mungkin informasi tersebut tidak akan membuat dia percaya segera. Akan tetapi orang yang memberikan informasi tersebut lebih penting daripada informasi itu sendiri. Mereka perlu percaya kamu. semakin mereka percaya kamu, maka semakin mereka percaya informasi tersebut. Ketiga, kamu perlu membantu anak kamu untuk mengendalikan ketakutannya dengan cara mereka. kita tahu bagaimana cara mengurangi rasa takut. Tawarkan pada mereka solusi yang terbaik dan biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka. Beberapa ketakutan di masa kecil akan tetap ada hingga ia dewasa. Missal, takut disuntik, dan juga takut dengan laba-laba yang saya alami. Bahkan saya takut naik sepeda motor hingga saya kuliah semester 3.
Ketakutan yang dinikmati. Dapatkah kita menikmati rasa takut? Jawabannya, YA. Perasaan takut ini sama seperti kegembiraan. Sepanjang kita menyadari bahwa tidak ada bahaya yang menimpa, kita begitu menikmati ketakutan ini. Rasa takut membuat kita lebih hidup karena jantung kita bertambah dan kita lebih sensitive dengan pengalaman. Sesuatu lebih jelas, karena indera kita akan lebih akurat. Itulah kenapa rollercoaster dan rumah hantu adalah hiburan yang paling menyenangkan, walaupun sebenarnya itu menakutkan sekali. Kenapa rollercoaster setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu orang bahkan hingga jutaan orang, padahal rollercoaster itu aktivitas yang sangat extreme sekali. Kenapa orang suka naik rollercoaster, meskipun saat mereka di atas, mereka akan teriak-teriak ketakutan dan bikin muntah sesudahnya? Karena rollercoaster menunjukkan bahwa meskipun menakutkan, rollercoaster tetap aman untuk dinaiki.
Film horror. Film horror adalah efek yang sama dengan rollercoaster. Film itu mungkin membuat kamu tertarik untuk mengidentifikasi sebuah karakter film. Akan tetapi saat sesuatu terjadi, tiba-tiba kamu merasa takut. Saat saya kecil saya seringkali menonton film si manis jembatan ancol, dan efek suara film itu sangat menakutkan sekali dan membuat saya kaget dan melompat ketakutan. Film horror menggunakan trik kamera yang membuat seolah kita lebih dekat dengan karakter tokoh tersebut. Dan seringkali angle yang tepat serta sinar yang aneh menambah suasana mistis film tersebut. Menonton film horror sangatlah nyaman, karena itu hanya sebuah film. Dan di akhir film horror, hantu tersebut selalu dimusnahkan, dibakar atau diusir. Sama seperti mimpi buruk, saat kita terbangun dan mengambil nafas, kita menyadari, itu hanyalah sebuah mimpi.
Belajar menghilangkan ketakutan imajiner. NLP menunjukkan bahwa alasan utama kenapa rasa takut tertanam dan terpicu lagi dalam kondisi saat ini dikarenakan ada memang ada ingatan pengalaman buruk yang tertanam. Sebuah ingatan yang kita lihat, rasakan, atau dengar, akan memicu respons/ kondisi emosional kita, dalam hal ini rasa takut. Ingatan ada di sekitar kita, kapanpun kita merespon tanpa berpikir, maka kita akan merespons ingatan.
Rasa takut adalah kebiasaan. Berpikir takut adalah sebuah kebiasaan yang bisa dihilangkan. Apapun yang telah kita pelajari di masa lalu dan tertanam dalam pikiran kita sebagai kebiasaan, tak terkecuali ketakutan itu sendiri. Kita bisa belajar takut pada polisi, pada guru atau siapapun, dan kita membuat ingatan tersebut kembali muncul dalam pikiran kita. Kamu harus menyadari ingatan yang teramat menakutkan dan kemudian menghancurkannya. Langkah kedua adalah membangun ingatan yang bagus dan menyenangkan untuk melawan rasa takut tersebut. Hal ini akan mengubah situasi yang membuat kita berpikir lebih jelas dan memutuskan apa yang kita pikirkan mengenai situasi tersebut.