OFFICIAL FORUM ROMANSA TERBESAR DI INDONESIA

saat ini anda Saat ini anda mengakses forum INDOROMANCE sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi member INDOROMANCE. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk mengunduh ebook kami, mengirim pesan teks, dan menggunakan fitur-fitur lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis. Jadi jangan ragu untuk bergabung dengan komunitas kami sekarang! Silahkan daftar dan langsung log in untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Anda belum log in, silahkan klik ''log in'' dibawah ini...
Jika belum me-register, silahkan register terlebih dahulu dengan klik ''register'' dibawah ini...


*Dapat-kan fitur² rahasia di Forum INDOROMANCE, jika anda meningkatkan jumlah postingan anda...

Segera >KLIK REGISTER< ( tidak sampai satu menit )

''register''


Terima Kasih

Reza De Lavega
Admin INDOROMANCE


Join the forum, it's quick and easy

OFFICIAL FORUM ROMANSA TERBESAR DI INDONESIA

saat ini anda Saat ini anda mengakses forum INDOROMANCE sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi member INDOROMANCE. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk mengunduh ebook kami, mengirim pesan teks, dan menggunakan fitur-fitur lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis. Jadi jangan ragu untuk bergabung dengan komunitas kami sekarang! Silahkan daftar dan langsung log in untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

Anda belum log in, silahkan klik ''log in'' dibawah ini...
Jika belum me-register, silahkan register terlebih dahulu dengan klik ''register'' dibawah ini...


*Dapat-kan fitur² rahasia di Forum INDOROMANCE, jika anda meningkatkan jumlah postingan anda...

Segera >KLIK REGISTER< ( tidak sampai satu menit )

''register''


Terima Kasih

Reza De Lavega
Admin INDOROMANCE

OFFICIAL FORUM ROMANSA TERBESAR DI INDONESIA

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

bosan menjadi niceguys? pelajari kehidupan alpha male sekarang juga


    modal awal pengusaha

    admin
    admin
    Instruktur Utama
    Instruktur Utama


    Male Jumlah posting : 1388
    Join date : 20.07.10
    Age : 37

    modal awal pengusaha Empty modal awal pengusaha

    Post by admin Fri Nov 04, 2011 2:48 pm

    Berani Gagal
    Hanya orang yang berani gagal total, akan meraih keberhasilan total.
    PERNYATAAN John. F. Kennedy ini saya yakini kebenarannya. Itu bukan
    sekedar retorika, tetapi memang sudah terbukti dalam perjalanan hidup saya. Gagal total
    itulah awal karier bisnis saya.
    Pada akhir 1981, saya merasa tak puas dengan pola kuliah yang membosankan.
    Saya nekad meninggalkan kehidupan kampus. Saat itu saya berpikir, bahwa gagal meraih
    gelar sarjana bukan berarti gagal dalam mengejar cita-cita lain. Di tahun 1982, saya
    kemudian mulai merintis bisnis bimbingan tes Primagama, yang belakangan berubah
    menjadi Lembaga Bimbingan Belajar Primagama.
    Bisnis tersebut saya jalankan dengan jatuh bangun. Dari awalnya yang sangat sepi
    peminat - hanya 2 orang - sampai akhirnya peminatnya membludak hingga Primagama
    dapat membuka cabang di ratusan kota, dan menjadi lembaga bimbingan belajar terbesar
    di Indonesia.
    Dalam kehidupan sosial, memang kegagalan itu adalah sebuah kata yang tidak
    begitu enak untuk didengar. Kegagalan bukan sesuatu yang disukai, dan suatu kejadian
    yang setiap orang tidak menginginkannya. Kita tidak bisa memungkiri diri kita, yang
    nyata-nyata masih lebih suka melihat orang yang sukses dari pada melihat orang yang
    gagal, bahkan tidak menyukai orang yang gagal.
    Maka, bila Anda seorang entrepreneur yang menemui kegagalan dalam usaha,
    maka jangan berharap orang akan memuji Anda. Jangan berharap pula orang di sekitar
    anda maupun relasi Anda akan memahami mengapa Anda gagal.
    Jangan berharap Anda tidak disalahkan. Jangan berharap juga semua sahabat
    masih tetap berada di sekeliling Anda. Jangan berharap Anda akan mendapat dukungan
    moral dari teman yang lain. Jangan berharap pula ada orang yang akan meminjami uang
    sebagai bantuan sementara. Jangan berharap bank akan memberikan pinjaman
    selanjutnya.
    Mengapa saya melukiskan gambaran yang begitu buruk bagi seorang entrepreneur
    yang gagal? Begitulah masyarakat kita, cenderung memuji yang sukses dan menang.
    Sebaliknya, menghujat yang kalah dan gagal. Kita sebaiknya mengubah budaya seperti
    itu, dan memberikan kesempatan kepada setiap orang pada peluang yang kedua. Menurut pengalaman saya, apabila orang gagal, maka tidak ada gunanya murung
    dan memikirkan kegagalannya. Tetapi perlu mencari penyebabnya. Dan justru kita harus
    lebih tertantang lagi dengan usaha yang sedang kita jalani yang mengalami kegagalan itu.
    Saya sendiri lebih suka mempergunakan kegagalan atau pengalaman negatif itu untuk
    menemukan kekuatan-kekuatan baru agar bisa meraih kesuksesan kembali.
    Sudah tentu, kasus kegagalan dalam bisnis maupun dunia kerja, saat krisis
    ekonomi kian merebak dan bertambah. Ribuan orang terkena Pemutusan Hubungan Kerja
    (PHK) dan kehilangan mata pencahariannya. Sungguh ironis, seperti halnya kita, suka
    atau tidak suka, setiap manusia pasti akan mengalami berbagai masalah, bahkan mungkin
    penderitaan.
    Bagi seorang entrepreneur, sebaiknya jangan sampai terpuruk dengan kondisi dan
    suasana seperti itu. Kita harus berani menghadapi kegagalan, dan ambil saja hikmahnya
    (kejadian dibalik itu). Mungkin saja kegagalan itu datang untuk memuliakan hati kita,
    membersihkan pikiran kita dari keangkuhan dan kepicikan, memperluas wawasan kita,
    serta untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Untuk mengajarkan kita menjadi
    gagah, tatkala lemah. Menjadi berani ketika kita takut. Itu sebabnya mengapa saya juga
    sepakat dengan pendapat Richard Gere, aktor terkemuka Hollywood, yang mengatakan
    bahwa kegagalan itu penting bagi karier siapapun.
    Mengapa demikian? Karena selama ini banyak orang membuat kesalahan sama,
    dengan menganggap kegagalan sebagai musuh kesuksesan. Justru sebaliknya, kita
    seharusnya menganggap kegagalan itu dapat mendatangkan hasil. Ingat, kita harus yakin
    akan menemukan kesuksesan di penghujung kegagalan.
    Ada beberapa sebab dari kegagalan itu sendiri. Pertama, kita ini sering menilai
    kemampuan diri kita terlalu rendah. Kedua, setiap bertindak, kita sering terpengaruh oleh
    mitos yang muncul di masyarakat sekitar kita. Ketiga, biasanya kita terlalu “melankolis”
    dan suka memvonis diri terlebih dahulu, bahwa kita ini dilahirkan dengan nasib buruk.
    Keempat, kita cenderung masih memiliki sikap, tidak mau atau tidak mau tahu dari mana
    kita harus memulai kembali suatu usaha.
    Dengan mengetahui sebab kegagalan itu, tentunya akan membuat kita yakin untuk
    bisa mengatasinya. Bila kita mengalami sembilan dari sepuluh hal yang kita lakukan
    menemui kegagalan, maka sebaiknya kia bekerja sepuluh kali lebih giat. Dengan
    memiliki sikap dan pemikiran semacam itu, maka akan tetap menjadikan kita sebagai
    sosok entrepreneur yang selalu optimis akan masa depan. Maka, sebaiknya janganlah kita suka mengukur seorang entrepreneur dengan menghitung berapa kali dia jatuh. Tapi
    ukurlah, berapa kali ia bangkit kembali.

    Berani Mencoba
    Seandainya kita berani mencoba dan kita lebih tekun dan ulet, maka pasti yang
    namanya kegagalan itu tak akan pernah ada.
    ORANG bukannya gagal, tetapi berhenti mencoba. Ungkapan ini sengaja saya
    kedepankan. Mengapa? Karena sesungguhnya seseorang untuk dapat meraih kesuksesan
    dalam karier atau bisnisnya, maka orang itu harus punya keberanian mencoba.
    Seorang entrepreneur - dalam situasi sesulit apa pun - akan semakin tertantang
    untuk tidak berhenti mencoba. Dengan kata lain “berani mencoba” dan orang yang selalu
    berani mencoba itulah yang pada akhirnya justru akan meraih kemenangan atau
    kesuksesan.
    Dalam bisnis, tampaknya kita perlu mengedepankan sikap seperti itu, dan saya
    kira tidak ada salahnya bila kita bersikap positif semacam itu. Berdasar pengalaman, saya
    melihat, bahwa seorang entrepreneur adalah orang yang tidak mudah percaya sebelum
    mencobanya. Meskipun ketika mencobanya, keyakinan kita hampir padam karena pasti
    akan diterpa ‘angin”. Dan ternyata, terpaan ‘angin” tersebut justru dapat membakar
    semangat kewirausahaan (the spirit of entrepreneurship) kita. Nalar bisnis (sense of
    business) kita semakin optimal, dan pada akhirnya, sebagai entrepreneur, kita semakin
    yakin akan kesuksesan yang akan kita raih.
    Tegasnya, keberhasilan dalam bisnis memang sangat ditentukan oleh semangat
    kewirausahaan kita yang tinggi. Dengan demikian sikap mencoba dan mencoba terus-
    menerus itu akan dilakukannya. Pada akhirnya dengan sikap kita yang “berani mencoba’
    itu, akan membuat kita tidak akan mudah terpuruk dengan keputus -asaan. Apalagi sampai
    menghancurkan hidup dan bisnis yang telah kita rintis lama.
    Selain itu, pikiran kita juga harus tetap diformulasikan ke arah positif. Bukan
    sebaliknya, suka berpikir negatif, apalagi sampai putus asa. Sikap semacam ini harus kita
    buang jauh-jauh.
    Jika pikiran kita tidak melihat hasil akhir, bahwa bisnis kita bakal sukses, maka
    tentu kita akan kehilangan semangat kewirausahaan. Sebab, dengan kita memiliki
    bayangan kesuksesan di masa depan, tentu akan dapat memotivasi kita untuk bekerja
    lebih giat. Bahkan, menjadikan diri kita bersikap tidak mudah putus asa. Dalam bisnis modern, kita tidak akan dapat hidup tanpa kita mempunyai sikap
    keberanian mencoba. Kita lihat saja, masih banyak orang yang gagal dalam usahanya,
    yang akhirnya putus asa tanpa mampu lagi berbuat sesuatu, tanpa berani mencoba lagi.
    Sikap semacam itu jelas akan merugikan kita, bukan saja dari aspek materi atau finansial
    saja, tapi juga dari aspek psikologis. Oleh karena itu, walaupun di masa krisis, sebaiknya
    kita harus tetap menjadi entrepreneur yang memiliki semangat kewirausahaan yang
    tinggi.
    Kita juga harus punya keyakinan, bahwa sesungguhnya seseorang itu tidak ada
    yang gagal dalam bisnisnya. Mereka yang gagal hanyalah karena dia berhenti mencoba,
    berhenti berusaha. Seandainya kita berani mencoba, dan kita lebih tekun dan ulet, maka
    pasti yang namanya kegagalan itu tidak akan pernah ada. Artinya, dengan kita mau
    berjerih payah dalam berusaha, tentu kita akan menuai keberhasilan.
    Untuk itu, kita harus berani mencoba. Sebab, tidak satu pun di dunia ini, termasuk
    di dalam dunia entrepreneur yang dapat mengantikan keberanian mencoba. Dengan bakat
    bisnis? Tidak bisa. Sebab orang berbakat yang tidak berhasil meraih sukses banyak kita
    jumpai. Bagaimana dengan kejeniusan seseorang? Juga tidak. Sebab kejeniusan yang
    hanya dipendam saja, itu sama saja dengan omong-kosong. Tergantung pendidikannya
    juga tidak. Sebab di dunia ini sudah penuh dengan pengangguran yang berijazah sarjana.
    Dan ternyata, hanya dengan keberanian mencoba dan mencoba itulah yang dapat
    menentukan kesuksesan bisnis kita.

    Berani Merantau
    Kita itu memang harus, punya keberanian merantau. Sebab, dengan keberanian
    merantau, kita akan lebih bisa percaya diri dan mandiri.
    BANYAK entrepreneur yang sukses karena ia merantau. Orang Tegal sukses
    dengan warteg-nya di Jakarta. Begitu juga orang Wonogiri sukses menekuni usaha
    sebagai penjual bakso. Orang Wonosari sukses sebagai penjual bakmi dan minuman.
    Sementara orang Padang, sukses dengan bisnis masakan Padang-nya.
    Bahkan, orang Cina pun banyak yang sukses ketika dia merantau keluar negeri.
    Dan, tak sedikit pula, orang Jawa yang sukses sebagai transmigran di Sumatera. Juga
    banyak orang dari luar Jawa yang sukses bisnisnya ketika merantau di Yogyakarta. Tapi
    banyak juga orang Yogya yang sukses menjadi pengusaha atau merintis kariernya, ketika
    merantau di Jakarta. Hal itu wajar terjadi, karena orang-orang tersebut memang punya
    keberanian merantau. Sebenarnya, apa yang diungkapkan di atas hanyalah sekedar contoh, bahwa orang
    bisa sukses sebagai entrepreneur, kalau orang tersebut memiliki keberanian merantau.
    Mengapa demikian?
    Menurut saya, keberanian merantau itu perlu kita miliki, karena dengan merantau
    berarti kita berani meninggalkan lingkungan keluarga. Sebab, ketika kita berada di
    lingkungan keluarga, meskipun kita sudah tumbuh besar atau dewasa, namun tetap
    dianggap sebagai anak kecil.
    Sehingga, hal itu akan membuat kita tergantung dan tidak mandiri. Akibat dari itu
    sangat jelas, kita mudah patah semangat atau putus asa. Tidak berani menghadapi
    tantangan atau risiko bisnis. Kita pun akan mudah tergantung pada orang lain.
    Tapi beda halnya. kalau kita berani merantau. Hal itu berarti kita siap menjadi
    “manusia baru”. Kita harus siap menghadapi lingkungan baru, yang barangkali tak sedikit
    tantangan yang harus dihadapi. Dan, jika saat dulu kita belum tahu apa sebenarnya
    kelemahan kita, maka dengan merantau hal tersebut bisa diketahui. sedikit demi sedikit
    kelemahan tersebut akan kita perbaiki di tanah perantauan. Itulah sebabnya mengapa saya
    yakin, keberanian merantau yang membuat kita punya jiwa kemandirian itu, akan
    membuat kita lebih percaya diri dalam setiap langkah dalam bisnis maupun karier.
    Jadi singkatnya, merantau itu akan membuat kita berjiwa “tahan banting”.
    Katakanlah, kalau usaha kita ternyata jatuh dan gagal, kita tidak terlalu malu, toh itu
    terjadi di kota lain. Dengan kata lain, berusaha di kota lain akan mengurangi beban berat,
    bila dibandingkan dengan merintis bisnis di kota kita sendiri.
    Selain itu, keberanian merantau ke daerah lain, akan membuat kita dapat
    menyelesaikan persoalan sendiri. Bahkan, kita akan merasa tabu terhadap bantuan orang
    lain. Kita ada rasa untuk tidak mau punya hutang budi pada orang lain.
    Oleh karena itulah, saya berpendapat, bahwa sesungguhnya ke-mandirian itu
    adalah semangat paling dasar dari kita untuk bisa meraih kesuksesan. Dan, alangkah
    baiknya jika sikap mandiri semacam itu bisa kita bentuk sejak kita masih sekolah.
    Maka, jika kita ingin menjadi entrepreneur yang mampu meraih sukses dan “tahan
    banting”, salah satu kuncinya adalah kemandirian itu sendiri. Dan, kemandirian akan
    muncul jika kita berani merantau. Buktikan sendiri.

    Berani Sukses
    Seberapa besar rejeki yang kita inginkan, itu sama dengan seberapa besar kita
    berani mengambil resiko. HANYA segelintir entrepreneur yang dapat mencapai tangga sukses teratas tanpa
    perjuangan dan pengorbanan. Resepnya, antara lain, kalau melakukan kesalahan, mereka
    melupakannya dan terus bekerja, hingga akhirnya mencapai kesuksesan. Menurut saya,
    kita sebagai entrepreneur harus selalu berani berpikiran sukses dan berani
    mengembangkan kepercayaan diri.
    Harus selalu ingat, bahwa kita adalah orang yang berpotensi dalam bisnis, yang
    setiap saat harus selalu melipatgandakan kepercayaan diri, dan bisa menghilangkan
    penyakit exucitis, penyakit mencari alasan. Apakah itu alasan yang berkaitan dengan
    kesehatan, intelejensia atau kecerdasan, usia, dan nasib. Kita pun juga harus berani
    merubah kegagalan menjadi kemenangan atau kesuksesan.
    Untuk sebuah kesuksesan, dibutuhkan keberanian secara terus menerus untuk
    mempelajari kemunduran bisnis kita menuju kesuksesan. Dalam bisnis, sangat wajar
    kalau kita belajar dari kesuksesan yang dicapai pesaing kita. Namun yang penting,
    bagaimana kita harus menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat oleh
    pesaing kita itu. Kita juga harus selalu siap menghadapi perubahan-perubahan yang selalu
    ada dalam kehidupan bisnis.
    Upaya-upaya mencipta ide-ide terbaik yang bersifat competitive advantage saya
    kira menjadi sangat penting, dan kalau perlu kita gabung-gabungkan ide-ide terbaik dari
    para pesaing kita.
    Dengan kata lain, sebagai seorang entrepreneur, kita pun harus senantiasa setiap
    saat selalu membuka mata dan telinga terhadap suatu kesempatan atau peluang. Sebab,
    disamping faktor rejeki, maka peluang itu juga menyangkut dengan faktor nasib kita. Bila
    kita mampu melakukan hal itu, tidak mustahil kesuksesan akan dapat kita raih.
    Saya yakin, kita semua pasti mendambakan kesuksesan. Ingin memperoleh yang
    sebaik-baiknya dari perjalanan hidupnya. Tidak ada orang yang bisa mendapatkan
    kenikmatan dari hidup yang terus merangkak-rangkak, kehidupan yang setengah-
    setengah. Sukses berarti banyak hal yang mengagumkan dan positif. Sukses berarti
    kesejahteraan pribadi: rumah bagus, keamanan di bidang keuangan dan kesempatan maju
    yang maksimal, serta berguna bagi masyarakat. Sukses juga berarti memperoleh
    kehormatan, kepemimpinan, dan disegani.
    Dengan demikin sukses berarti self respect, merasa terhormat, terus menerus
    merasa bahagia, dan merasakan kepuasan dari kehidupannya. Itu artinya, kita berhasil
    berbuat lebih banyak yang bermanfaat. Dengan kata lain, sukses berarti menang! Namun sayangnya, di era globalisasi seperti sekarang ini, tidak semua entrepreneur berani
    menyebutkan, bahwa dirinya telah mencapai kesuksesan.
    Sebaliknya, saya justru berpendapat bahwa kita sebagai entrepreneur harus berani
    menyatakan dirinya sukses. Karena dengan keberanian kita menyatakan sukses, akan
    membangkitkan kepercayaan diri. Dengan kepercayaan diri yang besar itu, kita akan
    lebih bersemangat untuk meraih kesuksesan. Dan saya tetap yakin, betapa pun sibuknya
    entrepreneur-entrepreneur yang sukses, ia akan tetap siap membantu teman-teman yang
    memerlukannya. Dan, mereka semakin percaya pada Tuhan sebagai suatu kekuatan
    besar.

    Sulit Untuk Memulai
    Banyak pertanyaan, mengapa orang itu sulit memulai usaha. Dan, ahirnya banyak
    alasan yang sengaja dicari-cari yang dijadikan sebagai alasan pembenar, bahwa memulai
    usaha itu sulit, karena memulai usaha itu harus ada modal, punya tempat, dll. Padahal,
    menurut saya, jika kita memiliki jiwa wirausaha, maka persoalan semacam itu akan bisa
    kita atasi. Sehingga, ahirnya menyadari bahwa sesungguhnya memulai usaha itu tidak
    sesulit seperti yang kita bayangkan.
    Dalam kontek ini, saya kira memang perlu ada suatu taktik atau rekayasa bahwa
    kita itu harus dalam kondisi terpaksa untuk memulai usaha itu. Misalnya, saat di
    PHK, atau kita sedang tidak punya apa-apa. Atau, disaat kita sudah capai melamar
    pekerjaan di mana-mana, tapi tetap tak ada satupun perusahaan yang memperkerjakan
    kita. Bisa juga, disaat kita sedang drop-out dari sekolah atau tidak kuliah lagi, sehingga
    saat itu kita punya perasaan bahwa seolah kita tidak punya lagi masa depan.
    Saya kira, justru disaat itulah atau disaat kondisi kita “terhimpit” keadaan seperti
    itu, muncul ide bisnis atau pikiran yang brilyan atau cemerlang, yang ahirnya membuat
    kita ada keberanian untuk memulai usaha. Ada keberanian kita untuk mandiri, dan
    bersemangat lagi untuk belajar berwirausaha, sekalipun tak tahu jenis usaha yang akan
    kita jalankan.
    Tapi sebaliknya, kalau saja keadaan kita sehari-harinya terasa aman-aman saja,
    maka sulit untuk melakukan perubahan. Kita jadi sulit untuk berubah dari yang aman
    menjadi yang tidak aman. Maka, salah satu upaya yang bisa kita lakukan ialah, kita harus
    berani masuk dalam bisnis. Kita harus masuk dalam dunia yang penuh ketidakpastian.
    Nah, kalau kita terbiasa dengan dunia yang pasti, maka kita akan sulit untuk memulai
    usaha. Sehingga, saya kira kita memang perlu ada perubahan sikap mental. Contohnyam disaat kita memulai usaha berarti kita telah mencoba mengambil resiko,
    atau dibutuhkan keberanian untuk ambil resiko.
    Tapi, selama ini, saya kerap kali menjumpai banyak orang yang selalu punya
    pikiran negatif dulu, padahal mereka belum memulai usaha. Mereka berfikir resiko.
    Misalnya, kalau usahanya tidak jalan terus gimana? Kalau usaha kita nanti rugi, lantas
    kita makan apa? Kalau produk yang kita jual tidak laku, terus gimana?
    Jadi, kita belum apa-apa sudah hanyut dengan pikiran-pikiran yang negatif atau
    pikiran yang tidak-tidak ! Yaitu, tidak laku, takut usahanya macet, takut gagal, dll. Saya
    rasa, jika kita sudah berkeinginan untuk berwirausaha, yah sebaiknya kita harus punya
    pikiran positif atau ya...ya...ya. Ya bisa maju, ya bisa laku, ya bisa untung ! Sehingga,
    kita harus selalu optimis. Kita tentu saja butuh ketekunan, kesabaran, dan harus selalu
    memiliki semangat yang prima.
    Oleh karena itulah, dalam setiap kesempatan seminar, road show maupun kuliah
    di Sekolah Calon Pengusaha “Entrepreneur University” yang kebetulan saya dirikan, saya
    juga selalu menyarankan mereka untuk setiap saat berani mencoba untuk memulai usaha.
    Kapan saja, dimana saja, dan jenis produk atau jasa apa saja.
    Yakinlah, dengan kita bersikap mental seperti itu, yang namanya memulai usaha
    akan menjadi hal yang mudah. Tidak sesulit yang kita bayangkan. Jadi, saya kira
    “Memulai usaha itu memang beresiko, tapi tidak memulai usaha akan lebih
    beresiko”. Yah, kita tak punya aset.

      Waktu sekarang Fri Nov 22, 2024 12:46 pm