Ketidakmampuan dalam bergaul adalah fenomena biasa yang melanda ribuan pria hari ini. Kita hidup di era peranan gender tidak berlaku. Sekarang, pandangan masyarakat tentang maskulinitas tidak lebih daripada peninggalan purba sistem patriarkis yang dianggap sangat menekan. Hal ini dikarenakan adanya gerakan feminisme yang hina, jahat dan keji. Dari sekolah hingga ranjang tidur, peranan gender kini tidak lagi berlaku, dan dianggap sesuatu yang marginal. Sebagai akibatnya, kita sering kali berharap bahwa ceweklah yang akan memimpin dan pria adalah follower. Dengan kedok persamaan gender di dunia modern ini, feminisme berhasil mengacaukan sistem patriarki yang selama ini sudah mapan. Persaingan dalam mendapat pasangan hidup adalah hal yang cukup sulit untuk ukuran di zaman ini. Di samping kecenderungan cewek yang mengasuh, mendukung dan membuat nyaman, cewek menginginkan peranan pria seperti disiplin, merencanakan dan memimpin.
Dalam perjuangan persamaan gender, cewek tanpa disadari cewek melatih dirinya untuk membenci peranan kewanitaannya. Dan perebutan peran maskulin ini bisa menghancurkan hubungan romansa di antara keduanya. Media massa menggambarkan bahwa banyak pria yang tidak memiliki kompetensi romansa (nice guys). Dalam sinetron dan film, cewek biasanya malah mengusir pria cupu, nice guys dan kutubuku dengan kata-kata PEDAS yang merendahkan martabat sebagai pria; seperti PRIA PUTUS ASA, PRIA KESEPIAN, PRIA NGGAK LAKU, PRIA YANG NGGAK BISA BERGAUL, PRIA YANG NGGAK FASHIONABLE. Dan itu terjadi juga di dunia nyata; walaupun cewek yang baik tidak akan mengatakan secara terang-terangan; namun mereka akan menjadikan pria tersebut sebagai bahan tertawaan di dalam lingkungannya. Dan sebagai manusia biasa, kita membutuhkan pendapat, saran dan komentar dari orang lain. Namun betapa pahitnya saat kita mendapatkan omongan yang menyakitkan; walaupun sebenarnya itu adalah solusi terbaik bagi orang yang mampu memenuhi kebutuhannya. ITU SEMUA PERNAH SAYA ALAMI ! Sudah menjadi rahasia umum, jika pria mendekati cewek dengan harapan bahwa memulai obrolan hanya untuk mengajak cewek berkencan.
NICE GUYS
Hari ini semakin banyak saja bermunculan pria yang nggak bernyali. Mereka selalu berkata YA dan takut untuk berkata TIDAK. Mereka rela merendahkan harga diri mereka dengan menuruti apa yang cewek katakan. Mereka selalu mencari approval cewek dengan memberikan banyak pujian (komplemen), banyak uang, hadiah, waktu, dan tenaga; dengan harapan niceguys dapat memikat cewek tersebut. Dari luar, mereka tidak egois, dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain; namun sebenarnya ujung-ujungnya adalah KELAMIN. Faktanya, cewek sangat membenci pria yang enggan memimpin hubungan. Niceguys hanya akan bisa menjadi best friend saja, nggak lebih.
PLAYBOY
Playboy memiliki tujuan sederhana dalam hidupnya, yakni kepuasan seksual. Dia mengerti bahwa secara emosional, cewek membutuhkan kepuasan seksual pada saat menjalin hubungan; dan playboy cerdik dalam memanfaatkan hal ini.
Tidak seperti niceguys, playboy mampu memikat puluhan cewek yang butuh “digombali.” Meskipun banyak cewek yang menyanyikan lagu-lagu yang menghujat playboy, namun sebenarnya cewek mendambakan playboy, karena playboy mampu mengendalikan hubungan. Playboy tidak peduli apa yang cewek butuhkan, dan membiarkan cewek kecewa dan merasa tak puas.
Dalam perjuangan persamaan gender, cewek tanpa disadari cewek melatih dirinya untuk membenci peranan kewanitaannya. Dan perebutan peran maskulin ini bisa menghancurkan hubungan romansa di antara keduanya. Media massa menggambarkan bahwa banyak pria yang tidak memiliki kompetensi romansa (nice guys). Dalam sinetron dan film, cewek biasanya malah mengusir pria cupu, nice guys dan kutubuku dengan kata-kata PEDAS yang merendahkan martabat sebagai pria; seperti PRIA PUTUS ASA, PRIA KESEPIAN, PRIA NGGAK LAKU, PRIA YANG NGGAK BISA BERGAUL, PRIA YANG NGGAK FASHIONABLE. Dan itu terjadi juga di dunia nyata; walaupun cewek yang baik tidak akan mengatakan secara terang-terangan; namun mereka akan menjadikan pria tersebut sebagai bahan tertawaan di dalam lingkungannya. Dan sebagai manusia biasa, kita membutuhkan pendapat, saran dan komentar dari orang lain. Namun betapa pahitnya saat kita mendapatkan omongan yang menyakitkan; walaupun sebenarnya itu adalah solusi terbaik bagi orang yang mampu memenuhi kebutuhannya. ITU SEMUA PERNAH SAYA ALAMI ! Sudah menjadi rahasia umum, jika pria mendekati cewek dengan harapan bahwa memulai obrolan hanya untuk mengajak cewek berkencan.
NICE GUYS
Hari ini semakin banyak saja bermunculan pria yang nggak bernyali. Mereka selalu berkata YA dan takut untuk berkata TIDAK. Mereka rela merendahkan harga diri mereka dengan menuruti apa yang cewek katakan. Mereka selalu mencari approval cewek dengan memberikan banyak pujian (komplemen), banyak uang, hadiah, waktu, dan tenaga; dengan harapan niceguys dapat memikat cewek tersebut. Dari luar, mereka tidak egois, dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain; namun sebenarnya ujung-ujungnya adalah KELAMIN. Faktanya, cewek sangat membenci pria yang enggan memimpin hubungan. Niceguys hanya akan bisa menjadi best friend saja, nggak lebih.
PLAYBOY
Playboy memiliki tujuan sederhana dalam hidupnya, yakni kepuasan seksual. Dia mengerti bahwa secara emosional, cewek membutuhkan kepuasan seksual pada saat menjalin hubungan; dan playboy cerdik dalam memanfaatkan hal ini.
Tidak seperti niceguys, playboy mampu memikat puluhan cewek yang butuh “digombali.” Meskipun banyak cewek yang menyanyikan lagu-lagu yang menghujat playboy, namun sebenarnya cewek mendambakan playboy, karena playboy mampu mengendalikan hubungan. Playboy tidak peduli apa yang cewek butuhkan, dan membiarkan cewek kecewa dan merasa tak puas.