Ketergantungan adalah virus berbahaya yang semakin banyak menyebar di kalangan para remaja saat ini. Di dalam otak mereka sudah tertanam sebuah virus yang menginfeksi pola pikir mereka tentang kebahagiaan mereka. Saya harap kita bisa menumpas virus tersebut.
Siapa yang berpikir bahwa kita tidak bisa bahagia tanpa pasangan kita? Jika kita merasa begitu, maka saatnya kita membunuh virus tersebut di dalam otak kita karena kita telah terinfeksi virus tersebut. Ingatlah bahwa kita seperti yang kita pikirkan. Jika kita berpikir bahwa kebahagiaan kita adalah pasangan kita saat ini, maka seperti itulah kita. Selama pola pikir itu masih tertancap di dalam otak kita, maka selamanya kita akan selalu bergantung kepada pasangan kita.
Kebahagiaan kita adalah diri kita sendiri. Mulai sekarang rubahlah pola pikir kita. Jika kita berpikir bahwa kebahagiaan kita adalah pasangan kita, maka kita telah melakukan kesalahan besar. Kenapa?? Karena kita seperti sebuah benalu yang membutuhkan kebahagiaan orang lain untuk mendapatkan kebahagiaan. Jika suatu saat hubungan kita dengan pasangan kita kandas di tengah jalan, saya yakin kita akan terperangkap dalam keterpurukan luar biasa yang akan mengurung kita di lembah hitam yang sangat dalam. Bagaimana kita bisa keluar dari lembah hitam itu?? Jawabannya adalah rubahlah pola pikir kita.
Kita bisa bahagia karena diri kita sendiri dan kita bisa bahagia tanpa kehadiran pasangan kita. Lalu, untuk apa pasangan kita jika kita bisa bahagia dengan kehidupan kita sendiri? Kita adalah seeorang pembawa kebahagiaan dan kita mengajak pasangan kita untuk menikmati kebahagiaan yang kita punya bersama-sama, itulah hal yang ingin saya bagikan kepada anda. Dengan begitu, pasangan kita lah yang akan merasa terikat dengan kita dan akan setia bersama kita karena kebahagiaanya adalah bersama kita, bukan sebaliknya.
Bagaimana jika kita sudah bahagia dengan diri kita sendiri tapi pasangan kita malah meninggalkan kita? Jawaban saya adalah biarkan saja dia meninggalkan kita karena kita tidak membutuhkannya untuk menjadi kebahagiaan kita, tapi kita membutuhkannya untuk menikmati kebahagiaan yang kita punya bersama-sama. Jika orang lain cukup bodoh untuk meninggalkan kita, maka kita harus cukup pintar untuk melepaskannya.
Apakah anda berpikir saya ingin membuat hubungan anda dengan pasangan anda berakhir? Oh tidak, perbaiki cara berpikir anda. Saya hanya ingin kita dapat menikmati hidup kita sendiri. Ingatlah emosi itu menular. Jika kita sedih, maka orang lain juga akan merasakannya. Jika kita bahagia, maka orang lain pun juga akan merasakannya, terutama pasangan kita karena dialah yang mengenal kita lebih dekat dari pada orang lain. Bukankah kita ingin membahagiakan orang lain termasuk pasangan kita? Jika iya, maka kita harus bahagia dengan hidup kita sendiri dan mengajak pasangan kita menikmatinya bersama-sama.
Jika kita menjadi sumber kebahagiaan dari pasangan kita, maka tidak bisa dipungkiri bahwa dia akan selalu setia bersama kita. Tapi jika dia memang tidak setia, berarti kebahagiaannya memang bukan bersama kita. Lepaskan saja jika kita memang menyayanginya. Jangan memaksanya karena itu hanya akan membuatnya tersiksa hidup dengan kita.
Ingat satu hal lagi,”Jika orang lain cukup bodoh untuk meninggalkan kita, maka kita harus cukup pintar untuk melepaskannya”. Apakah anda mengerti sekarang??
Siapa yang berpikir bahwa kita tidak bisa bahagia tanpa pasangan kita? Jika kita merasa begitu, maka saatnya kita membunuh virus tersebut di dalam otak kita karena kita telah terinfeksi virus tersebut. Ingatlah bahwa kita seperti yang kita pikirkan. Jika kita berpikir bahwa kebahagiaan kita adalah pasangan kita saat ini, maka seperti itulah kita. Selama pola pikir itu masih tertancap di dalam otak kita, maka selamanya kita akan selalu bergantung kepada pasangan kita.
Kebahagiaan kita adalah diri kita sendiri. Mulai sekarang rubahlah pola pikir kita. Jika kita berpikir bahwa kebahagiaan kita adalah pasangan kita, maka kita telah melakukan kesalahan besar. Kenapa?? Karena kita seperti sebuah benalu yang membutuhkan kebahagiaan orang lain untuk mendapatkan kebahagiaan. Jika suatu saat hubungan kita dengan pasangan kita kandas di tengah jalan, saya yakin kita akan terperangkap dalam keterpurukan luar biasa yang akan mengurung kita di lembah hitam yang sangat dalam. Bagaimana kita bisa keluar dari lembah hitam itu?? Jawabannya adalah rubahlah pola pikir kita.
Kita bisa bahagia karena diri kita sendiri dan kita bisa bahagia tanpa kehadiran pasangan kita. Lalu, untuk apa pasangan kita jika kita bisa bahagia dengan kehidupan kita sendiri? Kita adalah seeorang pembawa kebahagiaan dan kita mengajak pasangan kita untuk menikmati kebahagiaan yang kita punya bersama-sama, itulah hal yang ingin saya bagikan kepada anda. Dengan begitu, pasangan kita lah yang akan merasa terikat dengan kita dan akan setia bersama kita karena kebahagiaanya adalah bersama kita, bukan sebaliknya.
Bagaimana jika kita sudah bahagia dengan diri kita sendiri tapi pasangan kita malah meninggalkan kita? Jawaban saya adalah biarkan saja dia meninggalkan kita karena kita tidak membutuhkannya untuk menjadi kebahagiaan kita, tapi kita membutuhkannya untuk menikmati kebahagiaan yang kita punya bersama-sama. Jika orang lain cukup bodoh untuk meninggalkan kita, maka kita harus cukup pintar untuk melepaskannya.
Apakah anda berpikir saya ingin membuat hubungan anda dengan pasangan anda berakhir? Oh tidak, perbaiki cara berpikir anda. Saya hanya ingin kita dapat menikmati hidup kita sendiri. Ingatlah emosi itu menular. Jika kita sedih, maka orang lain juga akan merasakannya. Jika kita bahagia, maka orang lain pun juga akan merasakannya, terutama pasangan kita karena dialah yang mengenal kita lebih dekat dari pada orang lain. Bukankah kita ingin membahagiakan orang lain termasuk pasangan kita? Jika iya, maka kita harus bahagia dengan hidup kita sendiri dan mengajak pasangan kita menikmatinya bersama-sama.
Jika kita menjadi sumber kebahagiaan dari pasangan kita, maka tidak bisa dipungkiri bahwa dia akan selalu setia bersama kita. Tapi jika dia memang tidak setia, berarti kebahagiaannya memang bukan bersama kita. Lepaskan saja jika kita memang menyayanginya. Jangan memaksanya karena itu hanya akan membuatnya tersiksa hidup dengan kita.
Ingat satu hal lagi,”Jika orang lain cukup bodoh untuk meninggalkan kita, maka kita harus cukup pintar untuk melepaskannya”. Apakah anda mengerti sekarang??