GAYA DAN TUJUAN HIDUP
Apabila Anda adalah orang yang tidak suka dengan angka, sebaiknya mulai membiasakan diri untuk belajar dekat dengan angka. Gunakan angka untuk menemukan sesungguhnya berapa uang yang perlu Anda keluarkan dan dapatkan untuk bisa hidup dalam gaya hidup yang Anda harapkan. Namun mulailah dulu dengan gaya hidup yang optimal. Jika Anda merasa sekarang gaya hidup Anda tidak optimal, karena tidak bisa berpesiar setiap tiga bulan sekali misalnya, gunakan patokan gaya hidup yang sekarang namun ditambah dengan beberapa poin sehingga mendekati gaya hidup ideal yang Anda inginkan.
Segala sesuatu yang kita lakukan dan kita miliki sesungguhnya bisa dinilai dengan uang. Mulailah dengan pengeluaran Anda setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari. Buatlah pos-pos pengeluaran. Gunakan ini sebagai pedoman dasar untuk biaya-biaya per bulan. Anggaplah total pengeluaran Anda sekeluarga besarnya Rp. 10 juta. Dalam satu bulan, Anda bekerja 20 hari (30 hari kalender dipotong Sabtu, Minggu, dan hari besar). Ini berarti Anda perlu menghasilkan Rp. 500 ribu per hari untuk bisa membiayai gaya hidup seperti itu. Anggaplah Anda bekerja secara optimal 8 jam per hari. Yang dimaksud di sini adalah jam-jam kerja di mana Anda sungguh-sungguh menghasilkan uang. Maka, setiap jam-nya, Anda perlu menghasilkan Rp. 62.500,-. Jika Anda adalah pegawai, jelas menghasilkan Rp. 10 juta hanyalah tergantung oleh gaji Anda.
Biaya makan
Biaya transportasi
Biaya pakaian dan sepatu
Biaya listrik, gas, dan air
Biaya pemungutan sampah
Biaya alat-alat rumah tangga
Biaya obat-obatan
Biaya perawatan mobil dan motor
Biaya asuransi mobil
Biaya asuransi rumah
Biaya asuransi kesehatan
Biaya cicilan rumah
Biaya cicilan mobil
Biaya hiburan
Biaya Internet
Biaya binatang piaraan
Biaya pendidikan anak
Biaya pendidikan
Biaya langganan koran
Biaya keanggotaan (fitness, klub, dan keanggotaan lainnya)
Biaya kesehatan binatang piaraan
Biaya pembelian barang-barang lain yang tidak terduga (elektronik, komputer, dan perabotan rumah tangga)
Anda sudah mengenali minat, talenta, dan gaya belajar, bukan? Sekarang gunakan informasi tersebut untuk mencari inti dari keunikan Anda. Ini bisa Anda gunakan sebagai dasar dari mencari “uang sampingan,” apabila ternyata penghasilan full-time Anda tidak mencukupi untuk gaya hidup yang Anda idam-idamkan. Intinya, Anda perlu menyadari bahwa untuk bisa mencapai gaya hidup tertentu, berapa penghasilan per jam yang perlu Anda hasilkan. Ada beberapa level sumber penghasilan. Pertama, penghasilan yang no work, no pay. Kedua, penghasilan yang rolling alias passive income. Ketiga, penghasilan windfall, alias penghasilan besar yang datang hanya sekali-sekala saja. Keempat, penghasilan dari investasi. Jika memungkinkan, Anda bisa coba mutual funds yang termasuk lebih konservatif daripada investasi-investasi lainnya. Apabila harga properti di daerah Anda masih bergerak naik, ini bisa dijadikan salah satu penghasilan yang cukup menjanjikan karena capital gain dari properti biasanya cukup tinggi. Kelima, idealnya adalah memiliki beberapa merek dagang yang bisa digunakan untuk menelurkan produk-produk yang bisa dilisensikan maupun dibuatkan produknya dengan private label. Ini agak rumit karena memerlukan feasibility study yang cukup mendalam, namun bukan tidak mungkin.
Lihat saja betapa banyak new franchises di Indonesia, dari yang jualan kue sampai dengan jualan pecah-belah. Asalkan ada ide, keberanian, dan kemampuan untuk menyelesaikan apa yang dimulai, tidak mustahil untuk mempunyai merek dagang yang cukup ampuh.
Apabila Anda adalah orang yang tidak suka dengan angka, sebaiknya mulai membiasakan diri untuk belajar dekat dengan angka. Gunakan angka untuk menemukan sesungguhnya berapa uang yang perlu Anda keluarkan dan dapatkan untuk bisa hidup dalam gaya hidup yang Anda harapkan. Namun mulailah dulu dengan gaya hidup yang optimal. Jika Anda merasa sekarang gaya hidup Anda tidak optimal, karena tidak bisa berpesiar setiap tiga bulan sekali misalnya, gunakan patokan gaya hidup yang sekarang namun ditambah dengan beberapa poin sehingga mendekati gaya hidup ideal yang Anda inginkan.
Segala sesuatu yang kita lakukan dan kita miliki sesungguhnya bisa dinilai dengan uang. Mulailah dengan pengeluaran Anda setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari. Buatlah pos-pos pengeluaran. Gunakan ini sebagai pedoman dasar untuk biaya-biaya per bulan. Anggaplah total pengeluaran Anda sekeluarga besarnya Rp. 10 juta. Dalam satu bulan, Anda bekerja 20 hari (30 hari kalender dipotong Sabtu, Minggu, dan hari besar). Ini berarti Anda perlu menghasilkan Rp. 500 ribu per hari untuk bisa membiayai gaya hidup seperti itu. Anggaplah Anda bekerja secara optimal 8 jam per hari. Yang dimaksud di sini adalah jam-jam kerja di mana Anda sungguh-sungguh menghasilkan uang. Maka, setiap jam-nya, Anda perlu menghasilkan Rp. 62.500,-. Jika Anda adalah pegawai, jelas menghasilkan Rp. 10 juta hanyalah tergantung oleh gaji Anda.
Biaya makan
Biaya transportasi
Biaya pakaian dan sepatu
Biaya listrik, gas, dan air
Biaya pemungutan sampah
Biaya alat-alat rumah tangga
Biaya obat-obatan
Biaya perawatan mobil dan motor
Biaya asuransi mobil
Biaya asuransi rumah
Biaya asuransi kesehatan
Biaya cicilan rumah
Biaya cicilan mobil
Biaya hiburan
Biaya Internet
Biaya binatang piaraan
Biaya pendidikan anak
Biaya pendidikan
Biaya langganan koran
Biaya keanggotaan (fitness, klub, dan keanggotaan lainnya)
Biaya kesehatan binatang piaraan
Biaya pembelian barang-barang lain yang tidak terduga (elektronik, komputer, dan perabotan rumah tangga)
Anda sudah mengenali minat, talenta, dan gaya belajar, bukan? Sekarang gunakan informasi tersebut untuk mencari inti dari keunikan Anda. Ini bisa Anda gunakan sebagai dasar dari mencari “uang sampingan,” apabila ternyata penghasilan full-time Anda tidak mencukupi untuk gaya hidup yang Anda idam-idamkan. Intinya, Anda perlu menyadari bahwa untuk bisa mencapai gaya hidup tertentu, berapa penghasilan per jam yang perlu Anda hasilkan. Ada beberapa level sumber penghasilan. Pertama, penghasilan yang no work, no pay. Kedua, penghasilan yang rolling alias passive income. Ketiga, penghasilan windfall, alias penghasilan besar yang datang hanya sekali-sekala saja. Keempat, penghasilan dari investasi. Jika memungkinkan, Anda bisa coba mutual funds yang termasuk lebih konservatif daripada investasi-investasi lainnya. Apabila harga properti di daerah Anda masih bergerak naik, ini bisa dijadikan salah satu penghasilan yang cukup menjanjikan karena capital gain dari properti biasanya cukup tinggi. Kelima, idealnya adalah memiliki beberapa merek dagang yang bisa digunakan untuk menelurkan produk-produk yang bisa dilisensikan maupun dibuatkan produknya dengan private label. Ini agak rumit karena memerlukan feasibility study yang cukup mendalam, namun bukan tidak mungkin.
Lihat saja betapa banyak new franchises di Indonesia, dari yang jualan kue sampai dengan jualan pecah-belah. Asalkan ada ide, keberanian, dan kemampuan untuk menyelesaikan apa yang dimulai, tidak mustahil untuk mempunyai merek dagang yang cukup ampuh.