KOSAKATA PERCAYA DIRI
Jika kamu mendengar pembicaraan, atau sedang mengobrol dengan orang lain, kamu akan mengetahui tingkat kepercayadirian seseorang dilihat dari kosakata yang dimiliki. Apa yang dibicarakan orang mewakili apa yang dipikirkannya. Ada pola-pola kebiasaan tertentu dalam berbicara yang mencerminkan seseorang dalam berfikir. Saat kamu mengubah cara kamu berbicara, kamu akan memiliki cara baru dalam berpikir dan mulai mendapat perspektif yang baru.
Selama kamu melakukan ini, kamu akan menemui berbagai macam pilihan jalan untuk menjadi percaya diri. Kuncinya di sini adalah menyatukan beberapa kata-kata dalam obrolan sehari-hari kita. Dan jika hal ini terjadi, cara berpikir kamu akan berubah ! Jadi apa kata-kata itu? Pertama ada dua jenis kata. Ada beberapa kata yang kamu perlukan agar kamu lebih percaya diri yang saya kategorikan dalam penguat percaya diri, dan ada beberapa kata yang mulai sekarang harus kamu hindari dan jenis kata ini saya kategorikan dalam pembunuh percaya diri. Pertama kita akan mempelajari kata-kata apa yang sering dipakai oleh pria yang tidak percaya diri. Kenali dan buang dalam kamus kehidupanmu !
MENCOBA
Kata terlarang yang pertama adalah mencoba. Pernahkah kamu mendengar seseorang mencoba melakukan sesuatu? Adakah perbedaan antara mencoba melakukan sesuatu dengan sedang melakukan sesuatu? Singkatnya, mencoba adalah bohong besar. Kamu harus segera menghapusnya dari kamus kehidupanmu.
Jika kamu akan mengajak mengobrol seseorang, dan dia menjawab “ya saya akan mencobanya nanti.” Kamu bisa membuktikan kebohongan mereka, karena dipastikan mereka tidak akan pernah ikut melakukan sesuatu. Berbeda dengan, “ya saya pasti akan melakukannya.” Ini berarti telah menunjukkan kepastian. Persisnya, hindari menggunakan kata “mencoba” jika kamu yakin bisa untuk melakukannya. Padanan kata “mencoba” adalah insya’allah dan nanti saja.
Kalimat pemalu: saya akan mencoba melakukannya besok
Kalimat percaya diri: saya akan melakukannya besok.
HARAPAN
Kata lain yang tidak mencerminkan orang yang tidak percaya diri adalah harapan. Ada orang yang bilang, berharap itu baik, dari pada tidak sama sekali. Bagaimanapun kata “harapan” menunjukkan tidak adanya tindakan. Misalnya, “saya berharap, situasi akan menjadi lebih baik. Harapan saya situasi seperti ini akan cepat terselesaikan.” Sangat berbeda dengan ini , “ saya akan bertindak dan saya harus membuat situasi lebih baik.” Secara halus ada perbedaan mencolok antara pola pikir reaktif dan pola pikir pro aktif. Berharap untuk sesuatu yang terjadi menunjukkan pola pikir yang reaktif, sedangkan kamu yang pro aktif harus take action sekarang juga ! Hilangkan kalimat “saya berharap ini akan terjadi” dalam kamus kehidupanmu. Jika kamu menggunakan kata berharap, maka kamu harus berhenti dan kembali bertanya, “ jadi sekarang apa yang dapat aku lakukan agar sesuatu itu terjadi?”
Kalimat pemalu: saya harap saya dapat mendapatkannya suatu hari nanti.
Kalimat percaya diri: saya sedang membuat rencana untuk mendapatkannya bulan depan.
TAPI
Tapi menunjukkan pengingkaran pada kalimat yang diucapkan sebelumnya. Sebagai contoh, “saya akan pergi nonton film, tetapi masih banyak yang harus saya lakukan.” Dalam contoh ini terlihat seolah-olah orang ini tidak akan pergi nonton film. Jika seseorang mendengar kata tapi, mereka akan segera tahu bahwa kata yang sebelumnya akan diabaikan.
Satu contoh lagi yang serupa namun secara semantis berbeda, “ saya telah banyak melakukan sesuatu tapi saya akan pergi menonton film.” Dalam kalimat ini terdengar seolah orang tersebut ingin menonton film. Kata tetapi selalu mengingkari, jadi kamu harus menyadari kata yang kamu gunakan. Jika kamu ingin berkomunikasi, kamu bisa menggantikannya dengan kata “juga.”
SEHARUSNYA
Kata seharusnya mengimplikasikan sesuatu yang masih kita harapkan; dan menunjukkan bahwa kita tidak punya pilihan untuk mengambil sikap. Pikirkan kalimat ini, “ saya seharusnya melakukannya sekarang juga.” Baiklah, apakah kamu melakukan apa yang kamu katakan? Tanyakan pada dirimu, apakah itu masih berbentuk harapan? Itu semua masih berbentuk harapan kawan ! kamulah yang harus mengambil keputusan dalam kehidupanmu. Jadi, mengatakan kata “seharusnya” malah akan membatasi pilihan hidup kita. Jika kita tahu bahwa kita memiliki opsi lain, maka kamu tidak akan mencarinya; karena kamu membatasi dirimu dengan berkata “seharusnya.” Dan itu membatasi perspektif kita.
Kalimat malu: saya terlambat dan saya seharusnya pulang sekarang.
Kalimat percaya diri: saya terlambat dan saya memilih untuk pulang sekarang.
BERUSAHA
Baiklah, mari kita membicarakan kata yang selanjutnya, yah, “berusaha.” Kata ini sangat persis dengan mencoba. Saya harsus berusaha meraihnya, saya harus membuat sesuatu yang saya inginkan terjadi. Saat kamu berbicara dengan percaya diri, hidupmu akan menjadi lebih mudah seperti apa yang selama ini kamu kejar. Dengan berbicara lebih percaya diri, kamu akan merasa lebih kuat dan tidak mudah rapuh.
Kalimat pemalu: Saya akan berusaha mendapatkannya.
Kalimat percaya diri: Saya akan mendapatkannya.
Jika kamu mendengar pembicaraan, atau sedang mengobrol dengan orang lain, kamu akan mengetahui tingkat kepercayadirian seseorang dilihat dari kosakata yang dimiliki. Apa yang dibicarakan orang mewakili apa yang dipikirkannya. Ada pola-pola kebiasaan tertentu dalam berbicara yang mencerminkan seseorang dalam berfikir. Saat kamu mengubah cara kamu berbicara, kamu akan memiliki cara baru dalam berpikir dan mulai mendapat perspektif yang baru.
Selama kamu melakukan ini, kamu akan menemui berbagai macam pilihan jalan untuk menjadi percaya diri. Kuncinya di sini adalah menyatukan beberapa kata-kata dalam obrolan sehari-hari kita. Dan jika hal ini terjadi, cara berpikir kamu akan berubah ! Jadi apa kata-kata itu? Pertama ada dua jenis kata. Ada beberapa kata yang kamu perlukan agar kamu lebih percaya diri yang saya kategorikan dalam penguat percaya diri, dan ada beberapa kata yang mulai sekarang harus kamu hindari dan jenis kata ini saya kategorikan dalam pembunuh percaya diri. Pertama kita akan mempelajari kata-kata apa yang sering dipakai oleh pria yang tidak percaya diri. Kenali dan buang dalam kamus kehidupanmu !
MENCOBA
Kata terlarang yang pertama adalah mencoba. Pernahkah kamu mendengar seseorang mencoba melakukan sesuatu? Adakah perbedaan antara mencoba melakukan sesuatu dengan sedang melakukan sesuatu? Singkatnya, mencoba adalah bohong besar. Kamu harus segera menghapusnya dari kamus kehidupanmu.
Jika kamu akan mengajak mengobrol seseorang, dan dia menjawab “ya saya akan mencobanya nanti.” Kamu bisa membuktikan kebohongan mereka, karena dipastikan mereka tidak akan pernah ikut melakukan sesuatu. Berbeda dengan, “ya saya pasti akan melakukannya.” Ini berarti telah menunjukkan kepastian. Persisnya, hindari menggunakan kata “mencoba” jika kamu yakin bisa untuk melakukannya. Padanan kata “mencoba” adalah insya’allah dan nanti saja.
Kalimat pemalu: saya akan mencoba melakukannya besok
Kalimat percaya diri: saya akan melakukannya besok.
HARAPAN
Kata lain yang tidak mencerminkan orang yang tidak percaya diri adalah harapan. Ada orang yang bilang, berharap itu baik, dari pada tidak sama sekali. Bagaimanapun kata “harapan” menunjukkan tidak adanya tindakan. Misalnya, “saya berharap, situasi akan menjadi lebih baik. Harapan saya situasi seperti ini akan cepat terselesaikan.” Sangat berbeda dengan ini , “ saya akan bertindak dan saya harus membuat situasi lebih baik.” Secara halus ada perbedaan mencolok antara pola pikir reaktif dan pola pikir pro aktif. Berharap untuk sesuatu yang terjadi menunjukkan pola pikir yang reaktif, sedangkan kamu yang pro aktif harus take action sekarang juga ! Hilangkan kalimat “saya berharap ini akan terjadi” dalam kamus kehidupanmu. Jika kamu menggunakan kata berharap, maka kamu harus berhenti dan kembali bertanya, “ jadi sekarang apa yang dapat aku lakukan agar sesuatu itu terjadi?”
Kalimat pemalu: saya harap saya dapat mendapatkannya suatu hari nanti.
Kalimat percaya diri: saya sedang membuat rencana untuk mendapatkannya bulan depan.
TAPI
Tapi menunjukkan pengingkaran pada kalimat yang diucapkan sebelumnya. Sebagai contoh, “saya akan pergi nonton film, tetapi masih banyak yang harus saya lakukan.” Dalam contoh ini terlihat seolah-olah orang ini tidak akan pergi nonton film. Jika seseorang mendengar kata tapi, mereka akan segera tahu bahwa kata yang sebelumnya akan diabaikan.
Satu contoh lagi yang serupa namun secara semantis berbeda, “ saya telah banyak melakukan sesuatu tapi saya akan pergi menonton film.” Dalam kalimat ini terdengar seolah orang tersebut ingin menonton film. Kata tetapi selalu mengingkari, jadi kamu harus menyadari kata yang kamu gunakan. Jika kamu ingin berkomunikasi, kamu bisa menggantikannya dengan kata “juga.”
SEHARUSNYA
Kata seharusnya mengimplikasikan sesuatu yang masih kita harapkan; dan menunjukkan bahwa kita tidak punya pilihan untuk mengambil sikap. Pikirkan kalimat ini, “ saya seharusnya melakukannya sekarang juga.” Baiklah, apakah kamu melakukan apa yang kamu katakan? Tanyakan pada dirimu, apakah itu masih berbentuk harapan? Itu semua masih berbentuk harapan kawan ! kamulah yang harus mengambil keputusan dalam kehidupanmu. Jadi, mengatakan kata “seharusnya” malah akan membatasi pilihan hidup kita. Jika kita tahu bahwa kita memiliki opsi lain, maka kamu tidak akan mencarinya; karena kamu membatasi dirimu dengan berkata “seharusnya.” Dan itu membatasi perspektif kita.
Kalimat malu: saya terlambat dan saya seharusnya pulang sekarang.
Kalimat percaya diri: saya terlambat dan saya memilih untuk pulang sekarang.
BERUSAHA
Baiklah, mari kita membicarakan kata yang selanjutnya, yah, “berusaha.” Kata ini sangat persis dengan mencoba. Saya harsus berusaha meraihnya, saya harus membuat sesuatu yang saya inginkan terjadi. Saat kamu berbicara dengan percaya diri, hidupmu akan menjadi lebih mudah seperti apa yang selama ini kamu kejar. Dengan berbicara lebih percaya diri, kamu akan merasa lebih kuat dan tidak mudah rapuh.
Kalimat pemalu: Saya akan berusaha mendapatkannya.
Kalimat percaya diri: Saya akan mendapatkannya.