Mekanisme Survival nice guys berkembang berkaitan dengan pengalaman diabaikan dan internalisasi toxic shame biasanya diwujudkan dalam dua cara. Seorang ”Black” nice guys berlebihan dalam keyakinannya tentang dirinya “tidak sempurna” dan percaya bahwa dirinya adalah orang terburuk sedunia. Mereka minder dengan kondisinya sendiri; dan merasa orang lain melihat betapa buruknya dirinya. Contoh konretnya, kebiasaan buruk di masa kecil, remaja dan menjelang dewasa yang menjadi inti keyakinannnya.
Dia dapat menceritakan betapa buruknya masa kecil, dipukul dan dimaki. Dia dapat menceritakan perbuatan keji yang melanggar norma, dan membuat ibunya menangis pada saat dia masih remaja. Dia dapat menceritakan mengapa ia merokok, mabuk, menggunakan narkoba. Dia meyakini hanya ada satu jalan kebahagiaan dalam hidupnya; yakni dengan cara berbohong, menutupi keburukannya dan berusaha menjadi yang “terbaik.” Dia tidak pernah percaya bahwa siapapun dapat membeli kepribadian nice guys, tapi dia tidak pernah berpikir bahwa sesungguhnya ada pilihan lain.
Jenis kedua adalah white nice guys. Orang ini dapat mengatasi toxic shame dengan menekan keyakinannya tentang kebejatannya. Dia percaya bahwa dirinya adalah pria terbaik. Jika dia menyadari kesalahannya, orang lain melihatnya sebagai hal kecil yang dapat dibetulkan. Sebagai anak, dia tidak pernah menghadapi masalah. Sebagai remaja, dia selalu berbuat benar, sebagai orang dewasa, dia mengikuti prinsip hidup lingkungannya. Nice guys ini menutupi toxic shame dengan sebuah keyakinan bahwa semua hal yang baik membuat dirinya sebagai orang baik.
Dia dapat menceritakan betapa buruknya masa kecil, dipukul dan dimaki. Dia dapat menceritakan perbuatan keji yang melanggar norma, dan membuat ibunya menangis pada saat dia masih remaja. Dia dapat menceritakan mengapa ia merokok, mabuk, menggunakan narkoba. Dia meyakini hanya ada satu jalan kebahagiaan dalam hidupnya; yakni dengan cara berbohong, menutupi keburukannya dan berusaha menjadi yang “terbaik.” Dia tidak pernah percaya bahwa siapapun dapat membeli kepribadian nice guys, tapi dia tidak pernah berpikir bahwa sesungguhnya ada pilihan lain.
Jenis kedua adalah white nice guys. Orang ini dapat mengatasi toxic shame dengan menekan keyakinannya tentang kebejatannya. Dia percaya bahwa dirinya adalah pria terbaik. Jika dia menyadari kesalahannya, orang lain melihatnya sebagai hal kecil yang dapat dibetulkan. Sebagai anak, dia tidak pernah menghadapi masalah. Sebagai remaja, dia selalu berbuat benar, sebagai orang dewasa, dia mengikuti prinsip hidup lingkungannya. Nice guys ini menutupi toxic shame dengan sebuah keyakinan bahwa semua hal yang baik membuat dirinya sebagai orang baik.