Ketakutan imajiner bisa berupa kepanikan, kekhawatiran, kecemasan, trauma, phobia dan paranoid. Ketakutan imajiner juga bisa diajarkan oleh masyarakat yang penuh dengan tekanan hidup, rendah dalam intelektual dan lemah dalam perekonomian.
FOBIA. Apa itu fobia? Fobia berasal dari kata fobos yang artinya takut. Akan tetapi fobia sendiri adalah ketakutan luar biasa yang hanya dialami oleh orang-orang tertentu saja. Fobia ini datang tiba-tiba, irasional dan bisa berbentuk rasa takut terhadap situasi, binatang atau sesuatu yang sebenarnya belum terjadi. Misalnya takut ular, kecoak, laba-laba, tikus, kucing, takut didekati dan takut ketinggian. Seseorang yang merasakan fobia tidak dapat diperdebatkan secara logika. Mereka akan selalu menghindari sumber yang membuatnya merasakan takut. Fobia bukanlah ketakutan natural, akan tetapi ketakutan imajiner yang dibentuk oleh ingatan di masa lalu dan takut terjadi di masa depan. Misalnya, dulu ia melihat tetangganya digigit ular berbisa sampai mati, maka di masa sekarang ia menjadi takut setiap kali di dekatnya ada seekor ular meskipun ular tersebut tidak berbisa.
Orang yang mengalami fobia yang teramat sangat akan merasakan ketidaknyaman dalam memikirkan situasi, membaca, melihat, dan membayangkan sesuatu yang ia takuti. Beberapa orang takut kecoak, takut jatuh, takut naik sepeda motor, takut naik lift, takut dokter. Saya sendiri adalah penderita banyak fobia. Saat kecil saya takut kapas, takut orang berkacamata, takut orang berambut gimbal, takut laba-laba, takut disuntik, takut bulu, dan yang paling konyol adalah takut ketoprak/ludruk yang membawakan cerita tentang pewayangan, yang saat itu di TVRI, acaranya bernama ria jenaka. Sejumlah pemain yang didandani seperti badut dan senjata keris di pinggangnya, diiringi music gending yang bagi saya yang masih kecil begitu menyeramkan. Tapi bagi orang dewasa saat itu, ria jenaka adalah tontonan humor yang menghibur. Kalau jaman sekarang tak berbeda dengan opera van java. Orang yang fobia akan menghindari semua sumber yang membuat dia takut. Fobia itu memiliki level, dari ringan hingga level berat.
Misalnya seseorang yang takut ketinggian tidak akan pernah berani mendekati ujung di lantai atas sebuah bangunan. Beberapa di antara mereka berani naik, tetapi tidak berani memandang ke bawah karena mereka takut jatuh jika mereka memandang ke bawah. Sebenarnya orang yang fobia tahu tentang apa yang mereka takutkan itu sebenarnya tidak nyata, meskipun demikian mereka mencoba menjustifikasi ketakutan mereka. orang yang mengalami fobia tidak akan pernah mau diajak berdebat. Dalam beberapa kasus, fobia dapat membatasi hidup seseorang. Misalnya seseorang yang mengalami cewekfobia, mereka akan kesulitan menjalin hubungan relationship dengan cewek. contoh lainnya adalah kinofobia, mereka akan mengalami ketakutan jika disentuh oleh orang lain. Dan hal itu akan membuat mereka kesulitan keluar rumah, bahkan hanya sekedar untuk berbelanja. Setiap kali mereka keluar, mereka akan merasa panic dan pada akhirnya mereka mereka tidak mau keluar rumah jika tidak penting. orang seperti ini tidak mau bersosialisasi dengan masyarakat, dan mereka membangun hidupnya dengan ketakutan sosial.
Anxiety. Sebuah kecemasan yang dibayangkan di masa depan saat kamu menghadapi situasi tertentu. Misalnya melakukan presentasi di depan umum. Anxiety mungkin berguna jika kamu menghadapi operasi pembedahan.
Kegelisahan. Masih satu spesies dengan anxiety. Akan tetapi levelnya lebih rendah dari itu. Kegelisahan adalah jika kamu khawatir dengan sebuah masalah, kamu hanya mondar-mandir untuk menyelesaikan hal yang sama, dan ternyata belum ada solusinya. Kekhawatiran biasanya berhubungan dengan masa depandan menerka-terka apa yang akan terjadi. Misalnya adalah seorang hipokondria (orang yang selalu merasa memiliki penyakit) selalu khawatir dengan kesehatannya meskipun dokter mengatakan bahwa tubuhnya sehat. Orangtua yang khawatir dan memperingatkan anaknya agar pulang tepat waktu meskipun anak tersebut tidak pernah terlambat tiba di rumah. Kekhawatiran tersebut berasal dari rasa cinta. Cinta orangtua pada anak yang berlebihan dan tidak ingin anaknya diculik orang, akan tetapi kekhawatiran semacam itu tidak berguna. Kekhawatiran itu tidak akan membuat sang anak untuk tidak telat, dan hal itu membuat orangtua merasa semakin cemas. Seharusnya orangtua tidak perlu khawatir dengan anaknya, dia punya waktu untuk bersenang-senang, akan tetapi mereka selalu memberikan peringatan, dan kekhawatiran ini sebenarnya bisa menjadi senjata yang mencekik kebebasan anaknya tersebut. Kekhawatiran terjadi berulang kali dan itu sangat menyiksa diri.
Ketakutan sosial. Rasa takut ini beraasal dari kultur yang dibentuk oleh masyarakat. Masyarakat kita menyuapi kita dengan cerita yang kita lihat setiap hari di televisi dan Koran. Inilah ketakutan sosial. Misalnya ketakutan dalam mencari kerja. Mencari kerja selalu melibatkan sebuah kompetisi, di mana sangat sedikit kesempatan dan begitu tingginya tingkat kegagalan. Hal ini membuat banyak orang takut untuk mengirimkan lamaran pekerjaan sebanyak-banyaknya karena mereka takut mendapatkan penolakan dari perusahaan. Banyak orang yang takut gagal. Contoh lainnya adalah ketakutan yang menimpa wanita muda tentang penampilan. Survey menunjukkan bahwa banyak wanita yang minder dengan penampilannya. Itulah kenapa obat penurun berat badan selalu laris, operasi payudara silicon semakin marak, dan beberapa tindakan lain yang membuat mereka lebih cantik walau sebenarnya itu lebih berbahaya. Ketakutan dengan otoritas adalah bentuk dari ketakutan sosial. Orang lebih takut berurusan dengan polisi, dimata-matai intel dalam menjalankan sebuah bisnis.
Reaksi sosial pada ketakutan. Ada dua bentuk dimensi dalam merespons rasa takut, yakni individual dan respon sosial. Dimensi individual adalah apa yang kamu pribadi rasakan tentang takut. Kamu mungkin akan merasa malu dengan itu karena hanya kamu saja yang merasakan. Yang kedua adalah dimensi sosial, yakni apa yang orang lain takutkan juga kamu takutkan. Dan ini bersifat social acceptable. Orang akan simpati dengan takut ketinggian, takut dokter, atau takut naik pesawat terbang. Masyarakat di lingkungan yang sama mungkin akan berbagi pengalaman yang sama dengan kamu. Indonesia adalah masyarakat yang begitu taat hukum, jadi masyarakatnya sangat takut jika berurusan dengan kepolisian. Orang yang berurusan dengan polisi mungkin saja sial, tapi jangan dulu menuduh mereka. fobia yang mereka alami tidak akan menyusahkan lain, dan fobia ini tiak menular. Berbeda kasus bila dalam kondisi depresi, terobsesi, distigmatisasi, mungkin mereka dapat mempengaruhi orang lain di sekitarnya.
Bagaimana cara menghadapi rasa takut? Dalam artikel ini saya memiliki banyak strategi yang akan membebaskan kalian dari rasa takut. Ketakutan natural dapat membuat kita terdiam, seperti binatang yang disorot lampu terang di malam hari. Jika kamu tetap terdiam dan tak berdaya maka kamu akan tertangkap oleh bahaya tersebut. Kamu harus take action. Hal ini sama seperti orang panic. Orang panic akan berperilaku tanpa tujuan, berjalan mondar-mandir ke sana-ke mari. Misalnya orang yang panic anaknya terkena minyak goring yang panas, dan kondisi ini sangat berbahaya. Kamu harus mencari pertolongan segera.
Kemarahan adalah reaksi yang sama. Saya ingat, ketika saya mengendarai motor, dan tiba-tiba saja dari samping kiri saya menyalip sebuah kendaraan yang ingin mendahului dan melintas tepat di depan saya. karena dia yang melanggar aturan dan hampir membuat saya menabraknya maka saya marah dan mengumpat dia. Saya lega saya tidak terluka sedikitpun pada waktu yang sama. Kemarahan dan ketakutan menghasilkan reaksi kimia yang sama. Bagaimanapun juga kemarahan dapat dikontrol dan dapat diarahkan. Cara terbaik bereaksi pada rasa takut adalah keluar dari bahaya dan mengevaluasi secara cepat situasi yang terjadi, dengan cara menyeimbangkan antara tubuh dan pikiran.
Ketakutan imajiner juga dapat membuat kita terdiam dan tak berdaya. Dan hal ini tidak bisa dihindari. Beberapa orang belajar untuk bereaksi dengan rasa takut ini dengan cara menjadi pasif dan tidak melakukan apapun pada diri mereka secara langsung. Karena semakin mereka bereaksi maka mereka akan semakin merasakan ketakutan.
Ketakutan imajiner ini membuat kamu panic dan hal yang terburuk dari rasa takut ini adalah dapat menghancurkan berpikir kritismu. Kamu tidak hanya merasa buruk akan tetapi juga membuat kamu kesulitan berpikir rasional untuk menghadapi masalah. Itulah kenapa kamu harus mengubah kondisi emosional kamu agar menjadi lebih baik tak pedul bagaimanapun situasi di luar diri kamu. kemaraha adalah salah satu reaksi terhadap ketakutan imajiner. Hal ini akan memberi tenaga untuk take action melawan rasa takut dan tidak akan menoleransi situasi itu lagi.
Merasa bersalah adalah bentuk dari respon terhadap kesalahan, karena merugikan orang lain atau tidak bisa membahagiakan atau menolong orang lain dan berpikir negative terhadap mereka. merasa bersalah adalah sebuah bentuk menghukum diri, dan ini adalah emosi yang destruktif alias merusak. Jika kamu tidak bisa memperbaikinya, maka kamu akan semakin merasa bersalah. Hal yang sama dengan merasa bersalah adalah malu. Malu datang dari kesadaran akan kekurangan, perilaku buruk ataupun kebodohan. Merasa bersalah dan malu adalah hal yang tak berguna. Perasaan bersalah dan malu adalah salah satu efek dari rasa takut. Kamu tidak perlu malu atau merasa bersalah jika ada sesuatu yang kamu takutkan.
Akhirnya, semua orang akan bereaksi pada ketakutan imajiner sesuai dengan yang ia proyeksikan. Proyeksi artinya attribut yang kamu berikan pada orang lain agar bisa melindungi diri kamu dari perasaan takut tersebut. Misalnya, takut ditolak cewek. pria yang takut ditolak cewek dia akan mengatakan bahwa cewek tersebut matre. Pada kenyataannya cewek tersebut tidak matre. Saat kamu memproyeksikan ketakutan kamu tidak akan bisa mengatasinya karena kamu menganggap orang lain secara negative.
FOBIA. Apa itu fobia? Fobia berasal dari kata fobos yang artinya takut. Akan tetapi fobia sendiri adalah ketakutan luar biasa yang hanya dialami oleh orang-orang tertentu saja. Fobia ini datang tiba-tiba, irasional dan bisa berbentuk rasa takut terhadap situasi, binatang atau sesuatu yang sebenarnya belum terjadi. Misalnya takut ular, kecoak, laba-laba, tikus, kucing, takut didekati dan takut ketinggian. Seseorang yang merasakan fobia tidak dapat diperdebatkan secara logika. Mereka akan selalu menghindari sumber yang membuatnya merasakan takut. Fobia bukanlah ketakutan natural, akan tetapi ketakutan imajiner yang dibentuk oleh ingatan di masa lalu dan takut terjadi di masa depan. Misalnya, dulu ia melihat tetangganya digigit ular berbisa sampai mati, maka di masa sekarang ia menjadi takut setiap kali di dekatnya ada seekor ular meskipun ular tersebut tidak berbisa.
Orang yang mengalami fobia yang teramat sangat akan merasakan ketidaknyaman dalam memikirkan situasi, membaca, melihat, dan membayangkan sesuatu yang ia takuti. Beberapa orang takut kecoak, takut jatuh, takut naik sepeda motor, takut naik lift, takut dokter. Saya sendiri adalah penderita banyak fobia. Saat kecil saya takut kapas, takut orang berkacamata, takut orang berambut gimbal, takut laba-laba, takut disuntik, takut bulu, dan yang paling konyol adalah takut ketoprak/ludruk yang membawakan cerita tentang pewayangan, yang saat itu di TVRI, acaranya bernama ria jenaka. Sejumlah pemain yang didandani seperti badut dan senjata keris di pinggangnya, diiringi music gending yang bagi saya yang masih kecil begitu menyeramkan. Tapi bagi orang dewasa saat itu, ria jenaka adalah tontonan humor yang menghibur. Kalau jaman sekarang tak berbeda dengan opera van java. Orang yang fobia akan menghindari semua sumber yang membuat dia takut. Fobia itu memiliki level, dari ringan hingga level berat.
Misalnya seseorang yang takut ketinggian tidak akan pernah berani mendekati ujung di lantai atas sebuah bangunan. Beberapa di antara mereka berani naik, tetapi tidak berani memandang ke bawah karena mereka takut jatuh jika mereka memandang ke bawah. Sebenarnya orang yang fobia tahu tentang apa yang mereka takutkan itu sebenarnya tidak nyata, meskipun demikian mereka mencoba menjustifikasi ketakutan mereka. orang yang mengalami fobia tidak akan pernah mau diajak berdebat. Dalam beberapa kasus, fobia dapat membatasi hidup seseorang. Misalnya seseorang yang mengalami cewekfobia, mereka akan kesulitan menjalin hubungan relationship dengan cewek. contoh lainnya adalah kinofobia, mereka akan mengalami ketakutan jika disentuh oleh orang lain. Dan hal itu akan membuat mereka kesulitan keluar rumah, bahkan hanya sekedar untuk berbelanja. Setiap kali mereka keluar, mereka akan merasa panic dan pada akhirnya mereka mereka tidak mau keluar rumah jika tidak penting. orang seperti ini tidak mau bersosialisasi dengan masyarakat, dan mereka membangun hidupnya dengan ketakutan sosial.
Anxiety. Sebuah kecemasan yang dibayangkan di masa depan saat kamu menghadapi situasi tertentu. Misalnya melakukan presentasi di depan umum. Anxiety mungkin berguna jika kamu menghadapi operasi pembedahan.
Kegelisahan. Masih satu spesies dengan anxiety. Akan tetapi levelnya lebih rendah dari itu. Kegelisahan adalah jika kamu khawatir dengan sebuah masalah, kamu hanya mondar-mandir untuk menyelesaikan hal yang sama, dan ternyata belum ada solusinya. Kekhawatiran biasanya berhubungan dengan masa depandan menerka-terka apa yang akan terjadi. Misalnya adalah seorang hipokondria (orang yang selalu merasa memiliki penyakit) selalu khawatir dengan kesehatannya meskipun dokter mengatakan bahwa tubuhnya sehat. Orangtua yang khawatir dan memperingatkan anaknya agar pulang tepat waktu meskipun anak tersebut tidak pernah terlambat tiba di rumah. Kekhawatiran tersebut berasal dari rasa cinta. Cinta orangtua pada anak yang berlebihan dan tidak ingin anaknya diculik orang, akan tetapi kekhawatiran semacam itu tidak berguna. Kekhawatiran itu tidak akan membuat sang anak untuk tidak telat, dan hal itu membuat orangtua merasa semakin cemas. Seharusnya orangtua tidak perlu khawatir dengan anaknya, dia punya waktu untuk bersenang-senang, akan tetapi mereka selalu memberikan peringatan, dan kekhawatiran ini sebenarnya bisa menjadi senjata yang mencekik kebebasan anaknya tersebut. Kekhawatiran terjadi berulang kali dan itu sangat menyiksa diri.
Ketakutan sosial. Rasa takut ini beraasal dari kultur yang dibentuk oleh masyarakat. Masyarakat kita menyuapi kita dengan cerita yang kita lihat setiap hari di televisi dan Koran. Inilah ketakutan sosial. Misalnya ketakutan dalam mencari kerja. Mencari kerja selalu melibatkan sebuah kompetisi, di mana sangat sedikit kesempatan dan begitu tingginya tingkat kegagalan. Hal ini membuat banyak orang takut untuk mengirimkan lamaran pekerjaan sebanyak-banyaknya karena mereka takut mendapatkan penolakan dari perusahaan. Banyak orang yang takut gagal. Contoh lainnya adalah ketakutan yang menimpa wanita muda tentang penampilan. Survey menunjukkan bahwa banyak wanita yang minder dengan penampilannya. Itulah kenapa obat penurun berat badan selalu laris, operasi payudara silicon semakin marak, dan beberapa tindakan lain yang membuat mereka lebih cantik walau sebenarnya itu lebih berbahaya. Ketakutan dengan otoritas adalah bentuk dari ketakutan sosial. Orang lebih takut berurusan dengan polisi, dimata-matai intel dalam menjalankan sebuah bisnis.
Reaksi sosial pada ketakutan. Ada dua bentuk dimensi dalam merespons rasa takut, yakni individual dan respon sosial. Dimensi individual adalah apa yang kamu pribadi rasakan tentang takut. Kamu mungkin akan merasa malu dengan itu karena hanya kamu saja yang merasakan. Yang kedua adalah dimensi sosial, yakni apa yang orang lain takutkan juga kamu takutkan. Dan ini bersifat social acceptable. Orang akan simpati dengan takut ketinggian, takut dokter, atau takut naik pesawat terbang. Masyarakat di lingkungan yang sama mungkin akan berbagi pengalaman yang sama dengan kamu. Indonesia adalah masyarakat yang begitu taat hukum, jadi masyarakatnya sangat takut jika berurusan dengan kepolisian. Orang yang berurusan dengan polisi mungkin saja sial, tapi jangan dulu menuduh mereka. fobia yang mereka alami tidak akan menyusahkan lain, dan fobia ini tiak menular. Berbeda kasus bila dalam kondisi depresi, terobsesi, distigmatisasi, mungkin mereka dapat mempengaruhi orang lain di sekitarnya.
Bagaimana cara menghadapi rasa takut? Dalam artikel ini saya memiliki banyak strategi yang akan membebaskan kalian dari rasa takut. Ketakutan natural dapat membuat kita terdiam, seperti binatang yang disorot lampu terang di malam hari. Jika kamu tetap terdiam dan tak berdaya maka kamu akan tertangkap oleh bahaya tersebut. Kamu harus take action. Hal ini sama seperti orang panic. Orang panic akan berperilaku tanpa tujuan, berjalan mondar-mandir ke sana-ke mari. Misalnya orang yang panic anaknya terkena minyak goring yang panas, dan kondisi ini sangat berbahaya. Kamu harus mencari pertolongan segera.
Kemarahan adalah reaksi yang sama. Saya ingat, ketika saya mengendarai motor, dan tiba-tiba saja dari samping kiri saya menyalip sebuah kendaraan yang ingin mendahului dan melintas tepat di depan saya. karena dia yang melanggar aturan dan hampir membuat saya menabraknya maka saya marah dan mengumpat dia. Saya lega saya tidak terluka sedikitpun pada waktu yang sama. Kemarahan dan ketakutan menghasilkan reaksi kimia yang sama. Bagaimanapun juga kemarahan dapat dikontrol dan dapat diarahkan. Cara terbaik bereaksi pada rasa takut adalah keluar dari bahaya dan mengevaluasi secara cepat situasi yang terjadi, dengan cara menyeimbangkan antara tubuh dan pikiran.
Ketakutan imajiner juga dapat membuat kita terdiam dan tak berdaya. Dan hal ini tidak bisa dihindari. Beberapa orang belajar untuk bereaksi dengan rasa takut ini dengan cara menjadi pasif dan tidak melakukan apapun pada diri mereka secara langsung. Karena semakin mereka bereaksi maka mereka akan semakin merasakan ketakutan.
Ketakutan imajiner ini membuat kamu panic dan hal yang terburuk dari rasa takut ini adalah dapat menghancurkan berpikir kritismu. Kamu tidak hanya merasa buruk akan tetapi juga membuat kamu kesulitan berpikir rasional untuk menghadapi masalah. Itulah kenapa kamu harus mengubah kondisi emosional kamu agar menjadi lebih baik tak pedul bagaimanapun situasi di luar diri kamu. kemaraha adalah salah satu reaksi terhadap ketakutan imajiner. Hal ini akan memberi tenaga untuk take action melawan rasa takut dan tidak akan menoleransi situasi itu lagi.
Merasa bersalah adalah bentuk dari respon terhadap kesalahan, karena merugikan orang lain atau tidak bisa membahagiakan atau menolong orang lain dan berpikir negative terhadap mereka. merasa bersalah adalah sebuah bentuk menghukum diri, dan ini adalah emosi yang destruktif alias merusak. Jika kamu tidak bisa memperbaikinya, maka kamu akan semakin merasa bersalah. Hal yang sama dengan merasa bersalah adalah malu. Malu datang dari kesadaran akan kekurangan, perilaku buruk ataupun kebodohan. Merasa bersalah dan malu adalah hal yang tak berguna. Perasaan bersalah dan malu adalah salah satu efek dari rasa takut. Kamu tidak perlu malu atau merasa bersalah jika ada sesuatu yang kamu takutkan.
Akhirnya, semua orang akan bereaksi pada ketakutan imajiner sesuai dengan yang ia proyeksikan. Proyeksi artinya attribut yang kamu berikan pada orang lain agar bisa melindungi diri kamu dari perasaan takut tersebut. Misalnya, takut ditolak cewek. pria yang takut ditolak cewek dia akan mengatakan bahwa cewek tersebut matre. Pada kenyataannya cewek tersebut tidak matre. Saat kamu memproyeksikan ketakutan kamu tidak akan bisa mengatasinya karena kamu menganggap orang lain secara negative.