Kekuatan mimpi untuk mengubah dunia telah banyak dibuktikan. Mimpi Karl Benz untuk menciptakan sebuah alat transportasi berbahan bakar bensin di tahun 1885 misalnya, membuat manusia kini bisa bepergian dengan mudah ke manapun secara cepat, tanpa harus mengandalkan tenaga manusia atau kuda. Begitu juga dengan Wright bersaudara. Pesawat terbang pertama tercipta di tangan mereka karena keberaniannya bermimpi untuk terbang.
Bagaimana mimpi bisa memberikan kekuatan yang begitu besar pada manusia? Menurut Colin Dunbar, penulis buku “Invest in Yourself”, ketika kita memiliki keinginan kuat atas sesuatu, segala hal yang kita lakukan menuju mimpi tidak akan kita rasakan sebagai kerja keras, tetapi justru sebuah proses yang memberikan kesenangan. “Mimpi itu seperti api yang membakar semangat kita untuk sukses”.
Sementara itu, Prof Dr Sawitri Supardi Sadarjoen – guru besar Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran – mengatakan bahwa mimpi, keinginan, cita-cita dan harapan akan memicu keluarnya adrenalin, yang menstimulasi energi fisik maupun psikis dalam diri kita. “rekasi tersebut mengoptimalkan kinerja kita saat berupaya meraih mimpi itu sendiri”.
Analisa Mimpi Dengan SMART
Mimpi bisa bermacam-macam. Dalam hal ini karir misalnya, mimpi bisa berupa jabatan apa yang ingin anda raih, sementara dalam keluarga, mimpi boleh berwujud keinginan Anda menjadi sosok orang tua yang baik bagi anak-anak, atau dalam segi finansial berapa besar uang yang ingin kita peroleh setiap bulannya. Sedangkan dalam hal kesehatan, Anda ingin tetap sehat sampai tua nanti, dan sebagainya. Mimpi juga bisa berhubungan dengan cara yang ingin kita pilih untuk menikmati hidup.
Tentu saja tidak semua mimpi punya kekuatan besar untuk mendorong kita menuju perubahan. Mimpi-mimpi seperti “Aku ingin menanag undian satu milyar” atau “Aku ingin menghabiskan masa pensiunku berkeliling dunia dengan kapal pesiar” menurut Collin Dunbar, yang juga menulis buku “Failing Forward to Success”, tak akan membawa kita ke manapun. Alasannya, karena mimpi seperti itu sifatnya hanya fantasi dan tidak realistis. Dan yang terpenting, mimpi semacam itu sepenuhnya bergantung pada hal-hal di luar diri kita, dan tak mungkin kita kendalikan.
Salah satu metode untuk mengetahui apakah mimpi yang kita miliki mampu mendorong kita untuk berubah adalah metode SMART, yaitu :
S, Specific (spesifik)
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Edwin Locke pada 1968 membuktikan bahwa tujuan yang spesifik lebih meningkatkan prestasi kerja yang meningkat dibandingkan dengan tujuan yang dibuat secara umum. Sebabnya, keinginan atau mimpi yang terlalu umum dan tidak terdefinisi dengan jelas lebih sulit dicapai karena tidak jelas arahnya. Jadi daripada mengatakan “aku akan menerbitkan sebuah buku” sebaiknya katakan “aku akan menulis minimal 1 halaman setiap hari”.
M,Measurable (bisa diukur)
Berikan jumlah, waktu, tanggal, dan patokan lainnya untuk mengukur kesuksesan Anda. Jadi, daripada mengatakan, “Saya ingin keliling dunia”, sebaiknya katakan “Saya akan menyelesaikan perjalanan saya pada 31 Desember 2012″
A,Attainable (bisa dicapai)
Pastikan bahwa tujuan yang ingin Anda raih memang mungkin dicapai. Jika sebaliknya, Anda mungkin justru akan kehilangan semangat dan keyakinan diri. Meski demikian, jangan juga menetapkan tujuan yang terlalu mudah. Dengan menentukan tujuan yang realistis sekaligus menantang, Anda akan memperoleh kepuasan saat mencapainya.
R,Relevant (relevan)
Tujuan yang anda buat seharusnya sejalan dengan arah kehidupan juga tujuan karis yang sedang Anda tuju. Jika harapan yang Anda miliki acak dan tidak konsisten, Anda hanya akan membuang-buang waktu, sekaligus menyia-nyiakan hidup Anda.
T, Time Bound (memiliki batasan waktu)
Tujuan Anda harus punya deadline (batas waktu). Ketika Anda bekerja dengan deadline, maka situasi “mendesak” yang terasa akan membuat kita mampu meraih prestasi lebih cepat.
Mengkongkritkan Mimpi Dengan Goal Setting
Selain memenuhi syarat SMART diatas menurut Colin Dunbar, mimpi seharusnya bisa kita ubah menjadi sebuah tujuan dan akhirnya menjadi kenyataan, yang membawa kita kepada perbaikan kehidupan. Proses inilah yang disebut sebagai GoalSetting (menetapkan tujuan).
“Goal Setting adalah alat tercanggih untuk meraih mimpi” demikian ujar Sawitri, melalui Goalsetting terjadi konkretisasi usahameraih mimpi yang ada dalam diri seseorang. Dalam proses Goalsetting inilah individu akan merasakan keasadaran yang lebih kuat tentang tujuan hidupnya. Dengan demikian ia akan mampu merencanakan jalan atau cara-cara praktis untuk meraih mimpi hidupnya.
Selain Goal Setting, menurut Erbe Sentanu, Syarat agar mimpi yang kita punya bisa teraih adalah dengan merasa seolah mimpi itu bukan lagi sebuah mimpi, tetapi sudah menjadi kenyataan. Caranya adalah dengan menjalani hidup, dengan perasaan seolah mimpi yang kita miliki sudah terjadi. Untuk menjadi kaya misalnya, kita harus bisa menciptakan pikiran yang membuat kita merasa sudah kaya. Kalimat “saya ingin kaya” harus diubah menjadi “saya merasa kaya”.
Dengan kata lain, kita seolah sudah benar-benar melihat, mendengar, dan merasakan sepenuhnya bahwa mimpi kita sudah terwujud. Yang muncul adalah rasa tenang dan bahagia. Proses inilah yang disebut sebagai bersyukur.
Hidup didalam rasa syukur adalah jalan pintas menuju kebahagiaan lahir batin yang menghadirkan banyak keajaiban yang menyenangkan dalam hidup. Jadi, kalau Anda ingin sukses, bersyukurlah lebih keras, agar semakin banyak pula Tuhan memberikan apa yang kita inginkan.