Setelah melalui perjalan yang berat dan melelahkan karena harus melewati
tiga bukit dan ngarai, sang petani tiba di rumah kyai. Kyai menanyakan
maksud kedatangannya.
Petani: "Saya ingin bertanya, apakah kepiting kali itu halal atau
haram?"
Kyai: "Sebelum menjawab itu, saya ingin bertanya terlebih dulu, apakah
kamu punya empang?"
Petani: "Punya, Kyai."
Kyai: "Apakah di empangmu dipelihara macam-macam ikan, seperti mujair,
tawes, mas, nila, gurami?"
Petani: "Iya , Kyai."
Kyai: "Apakah kamu juga beternak ayam atau bebek seperti petani di
sini?"
Petani: "Iya, Kyai."
Kyai: "Nah, kalau begitu, makan dulu saja itu semua, janganlah dulu kamu
persoalkan kepiting kali. Bukankah ayam, itik, ikan itupun mungkin tak
habis kamu makan, jangan kau susahkan hidupmu dengan persoalan kepiting kali."
Angan-angan menjauhkan kita dari hidup yang sekarang. Bukan persoalan
apakah telur atau ayam yang lebih dahulu diciptakan, namun apakah kita bisa
memanfaatkan apa yang ada di tangan kita sekarang. Sebutir telur
yang nyata-nyata berada dalam genggaman jauh lebih berharga ketimbang
seekor ayam di angan-angan
tiga bukit dan ngarai, sang petani tiba di rumah kyai. Kyai menanyakan
maksud kedatangannya.
Petani: "Saya ingin bertanya, apakah kepiting kali itu halal atau
haram?"
Kyai: "Sebelum menjawab itu, saya ingin bertanya terlebih dulu, apakah
kamu punya empang?"
Petani: "Punya, Kyai."
Kyai: "Apakah di empangmu dipelihara macam-macam ikan, seperti mujair,
tawes, mas, nila, gurami?"
Petani: "Iya , Kyai."
Kyai: "Apakah kamu juga beternak ayam atau bebek seperti petani di
sini?"
Petani: "Iya, Kyai."
Kyai: "Nah, kalau begitu, makan dulu saja itu semua, janganlah dulu kamu
persoalkan kepiting kali. Bukankah ayam, itik, ikan itupun mungkin tak
habis kamu makan, jangan kau susahkan hidupmu dengan persoalan kepiting kali."
Angan-angan menjauhkan kita dari hidup yang sekarang. Bukan persoalan
apakah telur atau ayam yang lebih dahulu diciptakan, namun apakah kita bisa
memanfaatkan apa yang ada di tangan kita sekarang. Sebutir telur
yang nyata-nyata berada dalam genggaman jauh lebih berharga ketimbang
seekor ayam di angan-angan