apa itu personal branding

Kembangkan skill yang ingin kamu eksplorasi dan kembangkan menjadi personal branding. Personal branding adalah apa yang kamu miliki sekarang yang sudah menjadi identitas kamu. kamu akan diidentikkan dan diasosiasikan dengan apa yang kamu miliki. Dengan membangun personal branding di masa kini, kamu akan semakin natural dan fun di masa depan.

Personal branding berkaitan dengan :
- Siapa kamu – bukan apa yang kamu lakukan
- Attribute
- Interest
- Kontribusi
- Impian dan passion

Contoh personal branding di televisi:
- Doraemon = kantong ajaib
- Karni ilyas = Indonesia lawyer club
- Raditya dika = stand up comedy
- Ahmad dhani = dewa 19
- Reza de lavega = indoromance

Hmmm, oh, paham sekarang. . .
Berarti law Naruto=aku akan menjadi Hokage.

Personal branding adalah cara mendefinisikan diri kita, mencitrakan diri kita. Banyak orang yang malu mencitrakan dirinya, mereka lebih suka menyembunyikan diri. Hal ini karena pencitraan diri dianggap hal tabu di mata masyarakat. Tentu saja, saya tidak setuju jika pencitraan ini diterapkan dalam dunia politik, akan tetapi kita sebagai individu berhak untuk mencitrakan diri dan bakat kita. Narsis di youtube dan facebook itu perlu menurut saya, asalkan punya fasilitas pendukung dan skill yang bisa dipamerkan sebelum mendirikan indoromance, saya adalah seorang penyair dan buku puisi saya sudah saya upload di dunia maya. Lalu bagaimanakah cara menciptakan personal branding yang kuat?

1. Differensiasi. Diferensiasi adalah sesuatu yang valuable yang membuat kamu berbeda dari pria lainnya.
2. Dramatisasi. Yakni mencitrakan hal-hal yang valuable pada diri kita, berani show off skill yang kita miliki tanpa menyombongkan diri.

Sebenarnya jika value yang kamu miliki sudah besar, maka kamu tidak perlu terlalu sering melakukan dramatisasi, kecuali jika value kamu masih kecil. Seseorang yang memiliki sesuatu yang berbeda dan tidak dimiliki orang lain, ahli hipnotis atau hacker misalnya. seolah dia memiliki kekuatan magis yang dapat membuat orang lain terkesima. Orang seperti ini tidak perlu mendramatisasi untuk menciptakan sebuah brand. Berbeda dengan pengamen, yang perlu mendramatisasi value dalam dirinya karena sudah banyak pengamen lainnya. Memang selama ini mendramatisasi adalah sesuatu hal yang tabu. Tentu saja melakukan personal branding adalah hal yang melelahkan, membutuhkan tenaga, waktu dan uang; sama seperti seorang pengusaha yang memasarkan produknya, tentu harus banyak persiapan. Akan tetapi usaha itu tak akan sia-sia jika kita mempelajari bagaimana caranya.